Jumat, 28 Oktober 2016

penyiram air keras ke mahasiswi



LigaCapsa - Tubuh Intan Novita (22) melepuh usai disiram air keras di kawasan Ciwastra, Kota Bandung, Rabu (26/10). Perempuan berprofesi sebagai penyanyi itu mengaku tidak tahu siapa pelaku tega melukai dirinya.

Kepolisian terus menyelidiki kasus penganiayaan yang menimpa Intan. Mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi di Bandung ini disiram air keras oleh pengendara sepeda motor.

Dalam akun instagramnya sambil mengunggah foto luka di bagian tangan yang berbalut perban, Intan menuliskan. "Teman-teman semua beritanya benar, untuk si pelaku saya tidak ada dugaan terhadap siapa pun. Saya sudah ikhlas semua kembali lagi kepada Allah. Mohon minta doanya untuk kesembuhan saya, terima kasih."

Intan saat ini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Ditemui di rumah sakit pelat merah, teman Intan, Ryan Alvyatam (23) mengatakan, berdasarkan penuturan korban bahwa pelaku berjumlah dua orang menggunakan sepeda motor.

Lantaran penglihatan terganggu akibat siraman air keras, Intan tidak sempat melihat jelas ciri-ciri pelaku. Korban menyebut bahwa pelaku yang menyiramkannya itu menggunakan topi.



"Ciri-ciri pelaku katanya satu motor dua orang yang di belakang itu yang nyiram pakai topi. Karena gelap jadi tidak terlalu jelas," ujar Ryan, Jumat (28/10).

Menurutnya, keluarga belum bisa menduga siapa dalang di balik peristiwa tersebut. Yang pasti pihak keluarga menyerahkan aksi sadis itu pada kepolisian. "Kalau untuk motif kita juga belum tahu kita serahkan kepada pihak kepolisian," tuturnya.

Kapolsek Buah Batu Kompol Euis Yuningsih menduga pelaku penyiraman air keras adalah orang yang kenal korban. "Dugaan sementara orang dikenal. Karena korban sempat buka kaca. Kalau enggak kenal mungkin enggak akan dibuka kan (kacanya)," ungkap Euis kepada merdeka.com, Kamis (27/10).

Namun dia belum bisa menyimpulkan lebih jauh atas kasus yang menimpa warga Ciwastra, Bandung itu. Korban juga saat ini belum bisa dimintai keterangan lantaran masih dalam perawatan intensif Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Kita terus bekerja, tapi korban juga belum bisa diperiksa. Paling kita gali dulu keterangan keluarga korban, apakah korban memang ada masalah atau apa," terangnya.

Sehingga dia juga belum bisa menyampaikan motif penyiraman tersebut. Lanjut dia, jumlah saksi yang sudah diperiksa.