LigaCapsa - Di luar sana, selalu ada kelompok 'pemburu hantu' atau kelompok 'uji nyali' yang terus berburu hantu di tempat-tempat angker di seluruh Indonesia. Hal ini bahkan juga terjadi di seluruh dunia. Tempat seperti bangunan tua dan kuburan jadi tempat yang nyaman untuk 'uji nyali.'
Jika kita menonton berbagai tayangan televisi, berbagai tayangan uji nyali selalu membawa peralatan 'canggih' yang dipercaya bisa membantu untuk melihat adanya hantu.
Meski banyak tayangan televisi, film dan dokumenter yang ingin membuktikan adanya hantu, konsep hantu tetap ditolak oleh sains. Para pemburu hantu modern percaya bahwa sains hanya belum bisa membuktikan dan hal tersebut sama sekali tak membuktikan bahwa hantu itu tak ada. Para pemercaya hantu, lebih memilih percaya bahwa hantu bisa dijelaskan oleh bidang ilmu fisika modern.
Secara spesifik, dilansir dari Live Science, banyak yang percaya bahwa teori milik Albert Einstein menawarkan penjelasan ilmiah tentang realitas dari hantu.
Salah satunya bisa dilihat dari sebuah buku berjudul 'Ghosthunter' yang ditulis oleh peneliti hantu bernama John Kachuba. Sang peneliti hantu menulis bahwa "Einstein membuktikan bahwa energi di alam semesta ini adalah hal yang konstan dan hal tersebut tak bisa diciptakan maupun dihancurkan. Jadi apa yang terjadi ketika seseorang mati, energi seseorang harusnya bertransformasi ke bentuk energi lain. Harusnya kita bisa menyebut bentuk energi baru ini dengan 'hantu'".
Gagasan yang dilandasi dari teori Einstein ini dipercaya secara luas oleh para pemercaya hantu. Namun lagi-lagi hal ini ditolak oleh para ilmuwan. Para ilmuwan menyebutkan bahwa ketika seseorang meninggal, energi dalam tubuh orang yang telah mati tersebut memang bertransformasi, namun tidak dalam bentuk hantu.
Energi yang berada dalam tubuh seseorang dilepaskan dalam bentuk panas, dan dilepaskan ke lingkungan tempat seseorang dikebumikan. Sehingga energi ditransfer ke hewan atau bakteri yang memakan tubuh manusia, serta tumbuhan yang menyerap berbagai hal di 'jasad' seseorang yang berguna bagi tumbuhan tersebut.
Hal ini juga berlaku sebaliknya. Ketika kita memakan daging hewan atau tumbuhan, kita menyerap energi yang ada di dalamnya dalam bentuk nutrisi. Tentu hewan-hewan di luar sana tidak muncul dalam bentuk hantu.
Meski ada penjelasan demikian, mereka yang percaya hantu tetap 'keukeuh' untuk percaya hantu itu tetap ada. Mereka tetap mencoba membuktikan dengan mencari medan listrik yang mungkin dihasilkan oleh hantu, dengan asumsi setiap makhluk hidup selalu menyimpan arus listrik di tubuhnya.