Sabtu, 04 Maret 2017

Perkosaan Wanita Bercadar


LigaCapsa Kadangkala, Permata merasa kesepian juga. Dulu, ia punya banyak kawan. Semasa sekolah di SMSR, ia pun termasuk wanita yg pandai bergaul. Setelah menikah dan kawan punya dua anak balita, sebetulnya ia masih sering berhubungan dgn kawan-kawannya. Ia pun punya banyak kenalan baru,
ketika anaknya masuk TK. Tapi setahun terakhir ini, semuanya berubah. Ia dan suaminya ikut
kelompok pengajian. Sampai akhirnya, ia merasa yakin jilbab panjangnya tak cukup lagi. Ia mulai
mengenakan cadar hitam, sampai kini tinggal sepasang mata indahnya saja yg tampak.Sejak itulah
satu persatu kawannya meninggalkannya. Sebetulnya, Permata merasa ia yg bersalah. Ialah yg
meninggalkan mereka dgn tak pernah menghubunginya lagi. Dia sendiri yg mengasingkan diri !
Kesepian itu kadang mendatanginya, terutama ketika suaminya meninggalkannya mengikuti jadwal
kajian lelaki. Apalagi, seringkali suaminya mengajak kedua anaknya turut serta. Seperti kali ini, Permata
sendirian di rumahnya yg tertutup rapat. Di samping kiri dan belakang rumahnya cuma semak
belukar. Di samping kanan ada TK Pertiwi yg sepi di siang hari begini. Di jalan beraspal depan rumahnya pun cuma sesekali terlihat mobil lewat. Permata sedang membunuh sepi dgn membaca-baca majalah saat terdengar suara mobil berhenti tepat di depan rumah. Dari jendela ruang tamu yg berkaca gelap terlihat sebuah mobil L-300 berhenti. Lalu, dari pintu belakang turun tiga sosok berjubah dan cadar rapat serba hitam. Menyusul kemudian seorang lelaki yg mengemudikan mobil itu. Permata tak kenal lelaki berjenggot tapi tak berkumis itu. Tetapi dari tiga perempuan yg bersamanya, Permata menduga, ia pasti salah satu kawan suaminya yg beristri tiga.
Karena itu, ia tak berlama-lama membuka pintu, ketika salah satu dari wanita bercadar itu
mengetuknya.
“Abi ada, Mbak?” tanya lelaki itu.“Lagi ikut pertemuan,” sahut Permata yg kini juga telah mengenakan cadarnya. Cadar Permata yg memperlihatkan bagian matanya berbeda dgn cadar tiga perempuan di depannya.“Kalau boleh, kami mau tunggu di dalam,” lanjut lelaki itu.“Oh… silakan, silakan…,” sahut
Permata. Permata pun masuk ke ruang dalam bersama tiga istri lelaki itu. Lelaki berjenggot itu pun duduk di karpet yg digelar di ruang tamu. Di ruang dalam, Permata duduk di antara tiga tamunya. Ia pun melepas cadarnya. Agak heran juga Permata karena tiga perempuan di depannya tak melakukan hal yg sama.
“Nuwun sewu, saya belum kenal panjenengan semua…” katanya.Tiga perempuan di hadapannya terlihat saling berpandangan. Lalu, berbarengan ketiganya melepas cadar yg menutup rapat wajah mereka. Sontak Permata menjerit dan bangkit berdiri sambil mengenakan kembali cadarnya. Ia terkejut luar biasa ketika melihat di balik cadar adalah wajah-wajah kasar tiga lelaki.“Sss…si… siapa…kalian?” katanya dgn suara gemetar.
“Nanti kamu tahu siapa kami. Yg perlu kamu tahu sekarang, jangan coba-coba berteriak, karena kami punya ini…” sahut Bar, lelaki berkumis tipis, sambil memperlihatkan belati besar bergerigi di bagian atasnya. Bar, Nas dan Sur telah melepas cadar dan jubah mereka. Tinggal T- shirt dan celana pendek di baliknya.
“Ke sini, berdiri di sini !” perintah Bar sambil mengacungkan belatinya ke arah Permata. Permata
menggelengkan kepala sambil terisak. Ia tak mengira akan menghadapi situasi seperti ini. Tiba-tiba
dilihatnya Jos, lelaki satunya, datang dari ruang tamu dan langsung mendekatinya. Permata
memekik ketika lengannya dicengkeram dan diseret ke tengah lingkaran tempat tiga lelaki itu duduk.
Permata menggigil. Kedua tangannya menyilang di depan dada. Empat lelaki itu duduk
mengelilinginya. Permata merasa sangat ngeri. Tatapan keempat lelaki itu seperti menelanjanginya.
“Aihhh… “ perempuan itu memekik dan langsung menepis tangan Bar yg meremas bokongnya.
Tetapi, saat bersamaan, Sur menyentuh pangkal pahanya yg tertutup busana panjang berwarna
hitam.“Jangan… ohhh… tolong… jangan….” katanya memelas, sambil kini menepis tangan Sur.“Sekali lagi tanganmu bergerak, kupotong dgn belati ini!” ancam Bar. Ditangkapnya tangan Permata yg berbungkus sarung tangan hitam dan berlagak menekan belatinya ke pergelangan tangan Permata. Ibu muda itu ketakutan. Kedua tangannya kini terulur diam ke kedua sisi tubuhnya. Empat pasang tangan kini berebut menjamah tubuhnya yg masih tertutup busana rapat. Sur melanjutkan meremas-remas pangkal pahanya. Bar menjamah bokongnya sesuka hati. Permata merasakan dua pasang tangan lainnya mulai merogoh lewat bagian bawah jubahnya. Kedua kakinya ditarik ke arah berlawanan sejauh setengah meter, sampai ia terpaksa berdiri mengangkang. Tangan Jos meraba betisnya, terus naik ke kedua paha dan berhenti di pinggulnya. Permata menangis saat merasa Jos menarik turun rok dalam sekaligus celana dalamnya. Sur dan Bar makin semangat meremas bagian favorit mereka. Tapi Nas tertarik bagian lain. Ia berdiri dan menyampirkan jilbab lebar Permata ke pundaknya. Tangannya merapatkan busana lebar Permata ke tubuhnya sampai gundukan buah dada Permata terlihat. Permata memejamkan matanya saat Nas dgn penuh nafsu meremas-remas kedua buah dadanya dari luar pakaiannya.Permata menggeliat-geliat antara takut dan sensasi yg aneh. Matanya mendadak mendelik ketika merasakan tangan Jos di balik jubahnya menyentuh bagian tubuhnya yg paling pribadi. Jemari Jos terasa berusaha membuka celah kemaluannya. Permata bisa merasakan, tampaknya dua jari Jos telah terjepit pintu liang kemaluannya.
“Aaaakkkkhhhh….sakkkiiiittt….” Permata merintih kesakitan. Sebab, Jos tiba-tiba mendorong dua
jarinya masuk jauh ke liang kemaluannya. Jos mendiamkan sejenak dua jarinya di dalam. Ia
merasakan dinding kemaluan Permata meremas-remas kedua jarinya. Permata merintih-rintih.
Tangannya berusaha menepis tangan Jos, tapi Bar malah menariknya ke belakang dan
memeganginya.Permata menggeliat-geliat, Jos mulai menggerakkan kedua jarinya berputar-
putar.“Memekmu boleh juga. Kemaluanku pasti betah di situ,” kata Jos, kini sambil menarik turun kedua
jarinya.

“Ohhh…oooohhh… sudahhh… sakit sekali… ohhh….Aaaaakkkkhhh….” Permata merintih dan tiba-
tiba menjerit ketika Jos dgn tiba-tiba mendorong kembali kedua jarinya sejauh mungkin. Permata
sampai berjingkat dibuatnya. Apalagi Jos kemudian dgn gerak cepat menusuk-nusuk kemaluan
perempuan itu. Rasa sakit di bagian bawah tubuhnya membuat Permata tak begitu memperhatikan
yg dilakukan Nas. Lelaki itu ternyata telah membuka empat kancing atas jubah Permata. Kulit dada
Permata yg putih mulus sudah terlihat.
Permata baru sadar dan memekik ketika tangan Nas langsung merogoh ke balik branya. Seperti kesetanan, Nas menarik keluar kedua buah dada Permata. Dua gundukan daging itu kini merojol dan menjulang tersangga branya yg masih terpasang. Nas langsung meremas-remas dan mengulum
kedua putingnya berganti-ganti.Laki-laki lainnya tak tahan lagi. Mereka mulai mencabik-cabik jubah
Permata. Permata memekik-mekik.
Dalam sekejap, tinggal bra dan cd yg masih melekat serta jilbab, cadar, kaus kaki dan kaus tangan
hitamnya. Bra dan cd pun segera melayg disambar belati.Permata seperti kelinci yg dikeroyok
kawanan serigala. Tubuh telanjangnya yg berkulit sawo matang dijamah komplotan itu habis-
habisan. Jos masih mendorong dua jarinya keluar masuk kemaluan Permata yg tampak bekas
dicukur bersih. Nas dan Bar berebut mengulum sepasang buah dadanya. Sementara Sur meremas-
remas bokongnya yg bundar.Permata menjerit agak keras ketika tubuhnya dibaringkan telentang di
karpet. Dia meronta-ronta dgn sia-sia. Bar mengangkangi wajahnya dan langsung menarik turun
cadar hitamnya.
“Emut kemaluanku !” perintahnya.Permata terisak-isak. Kepalanya menggeleng-geleng, menghindari
kemaluan Bar yg menuding wajah lembutnya. Apalagi, di saat yg sama, ia merasakan pangkal pahanya
dijilati Jos. Sementara dua lelaki lainnya tak bosan-bosan mengulum kedua putingnya. Bar tak sabar.
Dipencetnya hidung mancung perempuan muda itu. Tak bisa bernapas, Permata akhirnya membuka
mulutnya. Saat itulah yg dinanti-nanti Bar. Ia langsung memasukkan kemaluannya ke bibir Permata yg
terbuka. Jerit tangis Permata terbungkam oleh kemaluan Bar yg besar. Di tengah rasa ingin muntah dan
kesulitan bernapas, Permata mencemaskan hal lain. Sesuatu yg keras tengah menekan permukaan
liang kemaluannya. Jos yg sejak tadi menjilati pangkal pahanya, kini memang dalam posisi siap
menyetubuhinya. Jerit kesakitan Permata terbungkam kemaluan Bar, saat Jos dgn kekuatan penuh
mendorong kemaluannya melesak ke dalam kemaluannya yg rapat. Dari mata Permata menitik
cairan bening.

Sama sekali ia tak menygka bakal mengalami kemaluantaan hebat seperti ini. Jos langsung
menggenjot kemaluannya keluar masuk dgn gerak cepat dan kasar. Rupanya ia sudah memendam
hasrat terlalu lama. Buktinya, tak sampai lima menit ia menggereng dan mendorong kemaluannya
sampai ke dasar liang kemaluan Permata dan menyemburkan air maninya.Permata merintih-rintih. Di
tengah rasa sakit di pangkal pahanya, ia mencemaskan kemaluan yg tengah dikulumnya. Sebab, Bar
kini berhenti menggerakkan kemaluannya sampai terasa kerongkongannya tertekan kepala
kemaluan lelaki itu. Lalu, kemaluan itu sejenak terasa berdenyut dan menyemburkan cairan kental
yg langsung memenuhi rongga mulutnya.
Permata melotot. Ia coba meronta melepaskan diri. Tapi sia-sia. Perempuan itu terpaksa menelan
sebagian besar air mani Bar. Ketika Bar dan Jos akhirnya melepaskan dirinya, Permata terbatuk-
batuk. Dari sela bibirnya menetes sebagian air mani Bar. Sementara air mani Jos meleleh keluar dari
bibir kemaluannya yg agak terbuka.Permata menggulung dirinya, meringkuk miring di lantai. Nas dan
Sur yg sejak tadi hanya menonton kini berjongkok di dekatnya. Sur bahkan langsung menarik pinggul
Permata sampai kini ia dalam posisi nungging. Nas mencengkeram dan meremas-remas kedua buah
dadanya yg berayun menggantung.
“Aaaakhhh… sudddahhhh….jangnggaaannn….!” Permata memekik dgn suara serak saat telapak
tangan Sur mendarat di selangkangannya. Percuma saja. Sur tanpa banyak bicara langsung
menyetubuhinya. Permata menjerit-jerit kesakitan. Apalagi Nas kini memelintir-melintir kedua
putingnya. Khawatir jeritan Permata terdengar tetangga, Jos maju ke depannya. Diangkatnya dagu
Permata, dipaksanya ia mengulum kemaluannya yg berlumur air mani..
Tak sampai 10 menit Sur memperkosa Permata. Tapi gayanya yg brutal begitu menyakiti perempuan
itu. Apalagi, beberapa saat sebelum sampai puncak, Sur beralih ke depan, menggantikan posisi Jos
dan menumpahkan air maninya ke mulut perempuan alim itu. Beberapa semburan terakhir
diarahkannya ke wajah sendu Permata.Sekujur tubuh Permata lemas, karena kelelahan dan
kesakitan. Karena itu, ia hanya bisa merintih lemah saat Jos dgn kemaluannya yg kembali mengeras
menjadikan anusnya sebagai sasaran. Dua jari Jos yg dibasahinya dgn air mani kawan-kawannya
dalam kemaluan Permata, kini dipaksanya masuk ke lubang anus Permata yg
sempit.“Euungggghhhhhhh….” Permata merintih kesakitan. Apalagi Jos kemudian menggerakkan
kedua jarinya berputar-putar, seperti hendak melebarkan lubangsempit itu. Begitu merasa cukup,
Jos menggantikan jarinya dgn kemaluannya. Meski kesulitan, masuk juga batang kemaluan Jos
sampai setengahnya diiringi suara pekik Permata seperti binatang disembelih. Mula-mula perlahan
saja Jos menggerakkan kemaluannya keluar masuk.. Tapi, lama kelamaan ia melakukannya dgn
brutal. Darah mengalir lewat kedua pahanya. Rintih kesakitan Permata pun lagi-lagi dibungkam.. Kali
ini oleh kemaluan Nas.

Tiba-tiba Jos menarik tubuhnya, sampai kini ia terduduk di pangkuan lelaki itu dgn kemaluannya
menancap dalam ke lubang anusnya. Permata menggigit bibirnya menahan sakit luar biasa. Jos tidak
berhenti, ia kemudian berbaring dgn kedua tangannya berpegangan pada sepasang buah dada
Permata yg kini terlentang di atasnya. Sur tak membuang kesempatan itu, langsung memaksa
Permata mengulum lagi kemaluannya.“Ayo Nas, sodok memek cewek ini,” perintah Jos pada
kawannya yg belum mendapat bagian sejak tadi. Tanpa diperintah dua kali, Nas langsung menindih
Permata. Tubuh perempuan bercadar hitam itu menggigil hebat saat dua lubang yg bersebelahan di
bagian bawah tubuhnya dimasuki dua benda keras bersamaan. Kalau saja bisa, Permata pasti sudah
berteriak histeris. Tapi kemaluan Sur membuatnya hanya mampu mengeluarkan rintihan lemah.
Nas dan Jos seperti kesetanan menggarap tubuh perempuan berwajah lembut itu. Keduanya
berebut memasukkan kemaluan mereka sejauh-jauhnya ke dua lubang yg bersebelahan itu. Tangan-
tangan kasar mereka juga berebut mencengkeram, mencubit dan mencakar sepasang buah dada
montok Permata. Gundukan daging yg semula mulus itu kini penuh goresan dan bekas memar
membiru. Di pucuk puting kirinya malah menitik darah. Kedua pemerkosa Permata akhirnya
mencapai puncak kenikmatan dgn menyemburkan air mani masing-masing ke kemaluan dan
anusnya. Tapi penderitaan Permata belum berakhir. Bar kini memaksanya kembali ke posisi doggy.
Kemaluannya dgn mudah masuk ke kemaluan Permata yg basah kuyup oleh air mani pemerkosa-
pemerkosa sebelumnya. Permata memekik agak keras ketika lagi-lagi tubuhnya ditarik ke belakang
sampai kini terbaring di atas tubuh Bar. Kemaluan Bar yg menusuk kemaluannya terasa seperti
tongkat keras yg mengungkit bagian sensitif tubuhnya.
“Hey Sur… ayo kita bikin two in one !” teriak Nas sambil tangannya meremas-remas buah dada
Permata yg memar. Sur yg sedang asyik mengurut-urut kemaluannya yg tadi tegang kembali karena
dikulum Permata, menyeringai mendengar ajakan itu. Ia langsung menempatkan dirinya di hadapan
pangkal paha Permata. Permata pasti sudah menjerit histeris saat Sur memaksa kemaluannya masuk
ke kemaluan yg sudah disesaki kemaluan Bar, kalau saja Jos tidak memaksanya mengulum
kemaluannya yg berlendir. Dua kemaluan kini berebut menyodok- nyodok bagian tubuh yg paling
dijaganya sepanjang hidup. Permata tak sanggup lagi. Hanya beberapa saat sebelum Bar dan Sur
berurutan menembakkan air mani mereka ke dalam kemaluannya, Permata pingsan. Keempat lelaki
itu pun berbenah dan meninggalkan korbannya tergeletak tak berdaya di lantai ruang tengah
rumahnya. Jos sempat-sempatnya memasukkan gagang sapu ke kemaluan Permata sebelum mereka
akhirnya pergi….


LigaCapsa

Mari uji HOKI anda di ligacs.com

❤️  ❤️

0 komentar: