Minggu, 23 April 2017

Begal-begal Belia di Lampung Ini Tega Menghabisi Temannya Sendiri, Demi Apakah?


Seputar LigaCapsa ~ Peristiwa pembegalan yang dilakukan sejumlah pelaku terhadap korban-korbannya di sebagian wilayah Lampung selalu menyisakan kisah getir. Getir karena pelakunya ternyata masih belia bahkan anak-anak (usia di bawah 17 tahun). Lebih getir lagi karena korbannya juga masih anak-anak. Segetir itukah? Lebih getir dari itu, antara pelaku yang masih begitu belia dan korban yang juga masih anak-anak ternyata adalah sesama teman sendiri. Mereka saling kenal, bahkan dekat dan kerap main atau jalan dan nongkrong bareng.

Inilah dua kisah ironis paling memilukan di balik kasus begal di Lampung Maret silam yang menewaskan teman sendiri. Gerombolan Begal Hantamkan Wajah Riki ke Tiang Besi lalu Mayatnya Dibuang ke Kali di Trimurjo. Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) 308 Satreskrim Polres Lampung Tengah berhasil mengungkap kasus pembegalan sadis yang terjadi sepekan lalu. Selain mengetahui identitas korban, polisi juga menangkap dua orang tersangka. Korban tercatat bernama Riki (15), warga Punggur. Jasadnya ditemukan sudah tidak bernyawa di Kali Puja Asri, Kecamatan Trimurjo, Selasa (21/3) lalu.

Setelah melakukan pengembangan, polisi berhasil menangkap dua orang yang diduga sebagai tersangka. Keduanya adalah Feri Ramadhan (21) dan Ardiansyah (19). Kasatreskrim Polres Lampung Tengah AKP Resky Maulana menjelaskan, penangkapan kedua tersangka terjadi seusai jajarannya berhasil melacak nomor ponsel terakhir yang berkomunikasi dengan korban. Resky menuturkan, motif utama aksi yang dilakukan kedua tersangka adalah karena ingin memiliki sepeda motor korban.
”Saat itu, Feri yang merupakan teman korban dibujuk oleh Ardiansyah supaya mengajak korban keluar untuk kemudian diambil motornya,” jelas Resky saat menggelar ekspose perkara di Mapolres Lamteng, Senin (28/3). Resky melanjutkan, perkenalan Ardiansyah dan korban bermula dari daftar teman di ponsel milik Feri. Ardiansyah menyuruh Feri mengajak korban untuk nongkrong di sebuah tempat. Tanpa curiga, korban mengiyakan ajakan itu. Mereka pun sepakat bertemu di kediaman korban di Punggur.

Singkat cerita, Ardiansyah sukses membujuk korban untuk pergi bersamanya ke Metro. Mereka pergi dengan menggunakan sepeda motor korban. Sementara Feri, tanpa sepengetahuan korban, secara diam-diam membuntuti mereka dari belakang.
"Ternyata tersangka Ardiansyah ini sudah ada dua temannya yang lain (masih buron). Ketika sampai di TKP (tempat kejadian perkara) dekat Kali Puja Asri, mereka mengeroyok korban dengan cara menghantamkan wajah korban ke tiang besi dan membuangnya ke kali," terang Resky. Feri mengaku ketika itu mendengar teriakan korban yang meminta pertolongan. Ia juga mendengar suara para pelaku yang memukuli korban dengan membabi buta.

"Saya dengar dia (korban) minta tolong dan para pelaku mengucapkan, ’Mati kamu, mati,’" ungkap Feri. Namun karena takut dan merasa bersalah, Feri memilih balik arah dan pulang ke rumah. Agar tidak ketahuan, ia mendorong sepeda motornya. Feri juga mengaku tidak tahu jika akhirnya Ardiansyah dkk tega menghabisi nyawa korban. Kasatreskrim menerangkan, awalnya polisi menangkap Ardiansyah di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, dua hari setelah kejadian. Sehari berselang, giliran Feri yang dibekuk di kediamannya. Saat ini, keduanya berada di Mapolres Lamteng untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Polisi juga mengamankan barang bukti sepeda motor milik korban. Mau Mancing, Sudar Dapat Mayat Jasad Riki kali pertama ditemukan oleh Sudar, Selasa (21/3) sekitar pukul 12.00 WIB. Ketika itu, warga Punggur ini sedang memancing di sungai. Namun, Sudar kaget saat melihat sesosok mayat di sungai. Ia pun langsung melaporkannya kepada aparatur kampung setempat. Selanjutnya, warga dan aparatur kampung melaporkan penemuan mayat itu ke Mapolsek Trimurjo untuk kemudian diautopsi. Setelah itu, jasad korban dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Demang Sepulau Raya. Kapolsek Trimurjo Ajun Komisaris Edi Susanto membenarkan penemuan mayat. Dia mengatakan, tubuh korban ketika ditemukan sudah membengkak dan mengalami luka parah di bagian wajah. Sementara di bagian tubuh lainnya tidak ditemukan bekas luka apa pun. Usai Dihabisi di Atas Motor, Bunga Sempat Berjalan Minta Tolong dan Inilah yang Dilakukan Para Begal

Suasana rumah duka korban pembunuhan, Bunga Fikalia (18), Selasa (4/4/2017). (TRIBUN LAMPUNG/Wakos Gautama). Tim gabungan Polda Lampung dan Polres Lampung Selatan telah menangkap empat dari lima tersangka yang menghabisi Bunga Fikalia. Salah satunya adalah teman Bunga berinisial IR (17).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung Kombes Heri Sumarji mengatakan, IR adalah otak dari kejahatan ini. Tiga tersangka lain adalah Ilham alias Teweng (19), AN (17) dan SL (16). Satu tersangka lain berinisial FJ (26) sedang dijemput petugas dari Yogyakarta. Dari adegan 17 hingga 25 terlihat bagaimana sang eksekutor, FJ, menghabisi Bunga. FJ menghabisi korban menggunakan pisau, ketika duduk di atas motor berbonceng tiga dengan korban dan IR. Setelah menusuk korban, kemudian IH menghampiri dan membawa motor korban. Selanjutnya, korban ditinggalkan para pelaku di tengah kebun. Korban sempat berupaya berjalan dan meminta pertolongan.

Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya terjatuh dan tidak bisa bangun lagi.  Eksekutor Serahkan Diri FJ (26), eksekutor pembunuh Bunga Fikalia (17), warga Natar, Lampung Selatan, akhirnya menyerahkan diri ke polisi. Informasi yang diterima Tribun Lampung, tersangka sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Lampung.
"Iya benar, tersangka FJ menyerahkan diri ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kemudian petugas Polda Lampung menjemput ke sana. Mungkin saat ini sedang dalam perjalanan," ungkap Heri Sumarji. Heri menerangkan, pasca kejadian, FJ langsung melarikan diri ke Yogyakarta. Namun, ia akhirnya menyerahkan diri ke Polda DIY. Pada Senin (3/4), tubuh Bunga yang berlumuran darah ditemukan warga di pinggir Jalan Dusun Karang Indah, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan sekitar pukul 17.30 WIB. Nyawa perempuan bertubuh mungil itu tidak tertolong di ruang ICU RS Bhayangkara Polda Lampung karena luka-lukanya yang terlampau parah. Parutan kelapa Pergi mengambil parutan kelapa di pasar, Bella (17) ditemui keluarganya di kamar jenazah dengan luka sabetan yang diduga menjadi korban pelaku begal. Korban mengalami dua luka besar di perut dan tangan dan sempat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung. Paman korban, Purwoto, menyebutkan, sudah menjadi rutinitas sore, Bella mengambil kepala parut ke pasar.

"Biasanya dia nggak lama ke pasar. Kan tinggal ambil kelapa parut. Langsung pulang ke rumah karena mau dipakai Ibunya untuk membuat kue. Sudah lewat jam 5 sore tadi kok nggak pulang-pulang. Terus kami telepon. Lha kaget sekali kok malah Bapak Polisi yang angkat dan suruh saya ke sini. Saya sudah lemas saja bawaannya, " kata Parwoto, Selasa (4/4/2017). Parwoto justru khawatir keponakannya itu menjadi korban penipuan sehingga sempat tidak percaya. Apalagi sama sekali tidak mempunyai firasat akan ditinggal pergi perempuan mungil itu.

Situs Resmi Poker & Domino99 Online
*  P.E.N.A.S.A.R.A.N *

0 komentar: