Jumat, 21 April 2017

Haruskah memaafkan calon suami yang tergoda selimut tetangga?


Seputar LigaCapsa ~ #CurhatCinta dengan membahas persoalan asmara salah satu pembaca. Kali ini dari Tika (bukan nama sebenarnya), 29, yang tengah dirundung galau menjelang pernikahan. Mari kita simak bersama-sama dan petik pelajaran dari kisahnya.

"Hai, tim CurhatCinta Merdeka,
Langsung saja, ya. Saya sedang menghadapi pertanyaan besar. Seumur hidup belum pernah saya merasa sebingung ini. Saya baru saja melangsungkan pertunangan dengan pacar masa kuliah saya. Kami sudah berpacaran putus-nyambung selama 7 tahun lebih. Bisa dibilang kami sudah mengalami banyak hal dan saling mengenal luar dalam. Kedua keluarga juga ikut bahagia akhirnya kami memutuskan menikah. Seharusnya ini menjadi happy ending bagi saya yang sudah bertahun-tahun menunggu kesiapannya untuk berumah tangga.

Tetapi sekitar sebulan setelah lamaran resmi, tunangan saya mengakui kalau dia khilaf. Seminggu sebelum bertunangan, dia tidur dengan salah satu teman perempuannya. Saya tahu kalau mereka adalah sahabat baik dan tempat kos mereka berdekatan. Saya juga memiliki hubungan baik dengan perempuan itu.
Terlepas dari kesalahan yang sudah dia perbuat, saya masih tetap percaya kalau dia benar-benar menyayangi saya. Saya percaya kalau dia benar-benar menyesal. Tetapi saya juga benar-benar terluka dengan kekhilafannya itu. Apalagi saya sendiri masih suci. Selama ini saya berkomitmen menjaga diri untuknya kelak saat kami sudah menjadi pasangan resmi di mata Tuhan. Jujur, saya merasa rendah diri, kurang menarik, karena dia sampai bisa tergoda oleh perempuan lain. Saya tidak tahu apakah saya bisa melupakan hal ini.

Sempat terpikir untuk membatalkan pernikahan. Tetapi akan ada banyak orang yang ikut sedih jika hal itu sampai terjadi. Belum lagi omongan orang di kanan-kiri yang pasti membuat telinga keluarga saya memerah.
Apalagi saya memang masih benar-benar sayang. Saya takut membayangkan hidup tanpa dia yang selama ini selalu ada di sisi saya. Tetapi ini benar-benar menyakitkan.
Saya benar-benar bingung harus berbuat apa."

Tika,
Terima kasih sudah mau berbagi cerita dengan #CurhatCinta. Intinya, pertanyaan yang sedang kamu hadapi adalah 'batal atau terus', kan?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, kamu harus mengesampingkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama, abaikan omongan orang. Bukan mereka yang akan ada di sisimu untuk menghadapi semua 'badai' ini.

Kedua, kesampingkan seluruh investasi waktu, perasaan, dan emosi yang selama ini kamu curahkan untuk menjaga hubungan kalian. Fokus pada masa depan yang akan kamu hadapi. Jika kamu memutuskan untuk meneruskan rencana pernikahan, bisakah kamu benar-benar memaafkan perbuatannya? Benar-benar memaafkan berarti mengikhlaskan yang sudah terjadi dan tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di masa depan. Yang paling penting, bisakah kamu membangun kembali kepercayaan di antara kalian? Jika jawaban untuk kedua pertanyaan di atas adalah 'iya', kamu bisa meneruskan pertunangan kalian. Kalau kalian bisa melewati ujian ini, nantinya ikatan batin di antara kalian akan semakin kuat.
Tetapi jika jawabannya 'tidak', maka kamu harus belajar untuk ikhlas melepaskan dirinya dan rencana-rencana yang sudah kalian buat. 

Meskipun berat, tetapi ingatlah kamu tidak sendirian. Kamu akan segera bangkit dan menyembuhkan lukamu karena masih ada keluarga dan sahabat yang akan 'merangkulmu' dalam menghadapi masa-masa sulit. Tak perlu takut jika dia memang bukan jodohmu. Anggap saja kamu harus melewati ujian-ujian ini untuk memantaskan diri bagi lelaki terbaik yang sedang menunggumu di masa depan.
Semoga pendapat kami bisa jadi bahan pertimbangan untukmu. Tetap semangat, Tika.

Situs Resmi Poker & Domino99 Online
*  P.E.N.A.S.A.R.A.N *

0 komentar: