Sabtu, 29 April 2017

Tubuhku Untuk Mereka


 
Seputar LigaCapsa Tak terasa Disc kedua sudah aqu putar hingga kusadari sudah hampir setengah empat, berarti aqu harus bersiap menyambut kedatangan tamuku.Segera aqu mandi menyegarkan badan dan terutama untuk menghilangkan aroma keringat Koh Hi yg mungkin masih menempel di badanku. Sesuai pesanan tamuku, kukenakan pakaian yg seksy, gaun panjang merah dgn punggung terbuka hanya bergantung pada ikatan di leherku, sengaja kukenakan bra strapless untuk menyesuaikan dgn model gaun itu, belahan kaki hingga jauh di atas paha, potongan model pakaian yg ketat hingga terlihat tonjolan buah dadaqu, kusemprotkan Issey Miyake di leher dan dadaqu, kukenakan make up tipis penghias tampangku, kini aqu sudah siap untuk menerima tamu kedua.
Sedikit deg deg-an dan penasaran aqu menunggu, seperti apakah tamuku ini ?, seperti apakah orang yg akan menikmati kehangatan badanku kali ini ?, seperti apakah permainan seks-nya ? apakah dia sesabar Koh Hi tadi? Berjuta pertanyaan bergelayut di pikiranku, aqu tak berani berharap terlalu banyak akan tamuku, aqu Cuma akan berusaha sedapat mungkin memuaskan tamu dan sedapat mungkin juga mendapatkan kepuasan. Pukul 4:10 sore tamuku dating, seorang cina lagi, umurnya aqu taksir hampir mendekati 50 tahun, badannya yg ceking gendut dan berkacamata, entah minus berapa dia tapi kelihatannya cukup tebal. Sungguh jauh dari kesan romantis dan menyenangkan. Namanya Franky, kupanggil dia Koh Franky, kubiasakan memanggil tamuku dgn Koh supaya tak terkesan tua.
Aqu sudah bisa menguasai diri, karena pembawaanku memang supel maka kini tak terlalu canggung bersama Koh Franky berdua di kamar. Setelah berbasa basi mengakrabkan suasana, dia menarikku ke pangkuannya, tangannya langsung meraih buah dadaqu karena memang terlihat montok mengundang, diremas remasnya sembari menciumi leherku, kembali rasa risih menyelimuti batinku, aqu duduk dipangkuan Koh Franky yg baru kukenal setengah jam yg lalu sembari menjamah dan menggeraygi sekujur badanku. Untuk menutupi rasa risih itu aqu pura pura mendesis ke-enak-an, tampang Koh Franky sudah diusap usapkan ke buah dadaqu yg menonjol dgn gemas, tangannya mulai menggeraygi pahaqu dari belahan paha gaun merahku. Melihat Koh Franky langsung melaqukan manuver, aqupun melaqukan hal yg sama,
“lebih cepat lebih baik” pikirku, sembari mulai membuka kancing bajunya. Koh Franky sudah membuka resliting di punggungku ketika bajunya sudah terlepas dari badannya, terlihat tulangnya yg terbungkus kulit, dan perut buncitnya yg menonjol.
Gaunku sudah melorot hingga ke lengan, buah dadaqu yg terbungkus bra biru berenda sudah terlihat menantang, kembali Koh Franky membenamkan tampangnya di antara kedua bukitku, sedikit risih juga aqu diperlaqukan seperti itu, tangannya sudah sampai di selangkangan dan mempermainkan kemaluanqu dari luar celana dalam, aqu semakin risih, kututupi dgn ke-pura pura-anku mendesis, kubelai rambutnya yg sudah banyak memutih. Dia mengluarkan bukitku dari sarangnya, langsung Koh Franky mendaratkan bibirnya di putingku yg masih memerah mungil, dikulumnya putting itu dgn penuh gairah sembari mempermainkan lidahnya. Ada sedikit kenikmatan menjalari badanku, tangan Koh Franky menyelinap di balik celana dalamku, mempermainkan klitorisku, kupejamkan mataqu, aqu tak mau melihat tampang “anehnya”. Bra-ku sudah terlepas menutupi buah dadaqu, “gila bagus amat, kencang lagi” katanya ketika melihat sepasang buah dadaqu yg sudah telanjang, langsung kembali mengulumnya, dari satu putting ke putting lainnya.
Jari tangan Koh Hi sudah menyusup di liang kenikmatanku, aqu merasa geli dan risih dgn perlaquannya, ingin aqu teriak marah tapi tak mungkin kulaqukan, maka kulampiaskan dgn desis ke-pura pura-an.
“aqu ingin merasakan kemaluanmu yg masih segar di hari pertamamu bekerja” bisiknya ketika menciumku.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung memintaqu duduk dan jongkok di antara kakiku, dia adalah orang kedua dalam hidupku yg jongkok di selangkanganku dan dgn bebasnya melototi bagian keperempuananku yg selama ini aqu jaga, aqu jadi malu dan marah, apalagi setelah dia melepas celana dalamku, diciumnya celana dalam itu, lalu dia kembali melototi kemaluanqu yg masih memerah dgn sorot mata penuh gairah, aqu benar benar marah diperlaqukan seperti itu, tapi aqu tak bisa berbuat apa apa, kutarik kepalanya ke kemaluanqu dan kubenamkan di selangkanganku. Lebih baik aqu menerima jilatan dari pada dipelototi seperti itu, Koh Franky mengusap usapkan kepalanya di kemaluanqu, dia “melahap” dgn gairahnya. Aqu memejamkan mata berusaha menikmati jilatannya, kukonsentrasikan untuk menikmatinya daripada mengikuti emosi rasa risih ini sembari membaygkan adegan di film yg baru kulihat tadi, sepertinya aqu berhasil, perlahan birahiku mulai naik, kutekan kepalanya lebih dalam di selangkanganku, kupaksakan aqu mendesah menutupi kecanggungan birahi yg kurasakan aneh. Cukup lama Koh Franky menjilati kemaluanqu sembari tangannya memainkan putingku, geli, marah, nikmat, semua bercampur menjadi satu emosi, kembali aqu mendesah menutupi marah.

Koh Franky berdiri, kubuka celananya dan menariknya turun, kini tinggal celana kolor sekali lagi celana kolor dan bukan celana dalam pada umumnya, aqu geli melihatnya, sungguh tipikal orang kuno, kutarik celana kolornya turun, terlihatlah kemaluannya yg kecil panjang sudah menegang, ada yg aneh di kemaluan itu, ternyata dia tak disunat, baru kali ini aqu melihat kemaluan orang dewasa yg tak disunat, sungguh kelihatan aneh dan lucu, kutahan senyumanku supaya dia tak tersinggung. Kupegang kemaluannya, terasa aneh di tanganku, kukocok, kulit kemaluannya terasa mengganggu tanganku mengocok, terasa licin, tak ada gesekan antara tanganku dan kemaluannya. Koh Franky menyodorkan di mulutku, dgn senyum halus aqu menolaknya, kuusap usapkan kemaluan itu di pipiku tapi tak pernah menyentuh bibir, lalu kuusapkan kepala kemaluan ke putingku, dia mulai mendesah. Badan ceking gendut yg berdiri di depanku langsung berlutut di antara kakiku, menyingkap gaunku yg belom terlepas, lalu menyapukan kepala kemaluan di bibir kemaluanqu, sembari memandangku penuh gairah seakan hendak menelanku hidup hidup, Koh Franky mendorong kemaluannya, dia menciumku gemas setelah berhasil memasukkan semua batang kemaluan ke kemaluanqu, dibandingkan dgn punya ex-suamiku apalagi Koh Hi barusan, kemaluan itu lebih kecil, terasa aneh di kemaluanqu, apalagi aqu telah merasakan besarnya kemaluan Koh Hi, terasa tak jauh beda dgn kocokan jari tangannya.
Rasa aneh bertambah aneh ketika Koh Franky mulai mengocokku, seperti licin dan berlari lari di kemaluanqu, tak ada kenikmatan yg kurasakan, hanya geli dan lucu merasakan kocokan Koh Franky, tapi aqu tetap mendesah menutupi keanehan yg ada. Koh Franky menciumi leherku sembari meremas buah dada dan mengocok kemaluanqu, tangannya begitu aktif menjamah badanku, begitu juga dgn lidahnya yg rajin menjelajah leher dan telingaqu, aqu menggelinjang geli, bukan kenikmatan yg kuperoleh tapi rasa geli, sungguh merupakan siksaan tersendiri, aqu lebih suka jilatannya yg bervariasi disbanding kocokan kemaluannya di kemaluan. Kuremas rambutnya, aqu mulai menggoyg pinggulku mengimbangi gerakannya, aqu mulai pura pura mendesah desah kenikmatan, semata mata untuk menambah gairah Koh Franky biar lebih cepat menyelesaikan permainannya. Tapi diluar dugaanku, hampir limabelas menit dia mengocokku lalu minta ganti posisi, aqu nungging di kursi dan dia mengocokku dari belakang, posisi doggie, sebenarnya ini posisi favouritku, tapi dgn Koh Franky sungguh menjengkelkan karena aqu tak bisa merasakan kenikmatan seksual. Dia mengocokku dgn keras, beberapa kali badannya menghentak badanku, tapi tetap saja aqu tak bisa merasakan kenikmatan, padahal aqu sudah memejamkan mata berkonsentrasi untuk meraih kenikmatan, tapi hanya geli dan geli yg kudapat.
“oh yaaa…terus…ya…keraaaaa…yessssss” desahku pura pura, dia mempercepat kocokannya sembari meremas remas buah dadaqu yg menggantung. Badan cekingnya seolah memelukku dari belakang, tapi terganjal perut buncitnya. Kugoyang bokongku mengimbanginya, badan kami berimpit saling menggoyg, tak lama kemudian koh Franky teriak klimaks, kurasakan cairan hangat membasahi kemaluanqu, aqu pura pura teriak klimaks mengikutinya, denyutan kemaluan Koh Franky tak terasa begitu mendenyut, kugoygkan bokongku lebih keras, akhirnya badan Koh Franky melemas dan menarik kemaluannya dari kemaluanqu, dia duduk lemas di sofa, kudampingi duduk disampingnya, disambutnya dgn ciuman di pipi dan bibirku.
Kubersihkan kemaluannya dgn tissue lalu aqu beranjak ke kamar mandi membersihkan kemaluanqu, lalu dgn berbalut handuk di badan kutemani Koh Franky yg sekarang sudah telentang di ranjang, aqu diminta menemaninya tiduran di situ.Kuangsurkan minuman, lalu kami tiduran di ranjang.
“Kamu banyak koleksi film ya, sering nonton ?” tanyanya, rupanya dia melihat koleksi VCD-ku yg ada di meja rias.
“belom, barusan tadi player dan VCD-nya dibeli, enakan main sendiri dari pada nonton” jawabku
“lebih enak lagi kalo main sembari nonton” katanya lagi
“atau nonton sembari main” jawabku
“terserahlah yg jelas sama sama enak” katanya sembari mencium pipiku. Atas permintaan Koh Franky kami nonton film dewasa koleksiku, lebih tepatnya pemberian dari Om Lok. Terlihat Koh Franky begitu menikmati film itu sembari meraba raba badanku, walau aqu tak terlalu menikmatinya, aqu ikutan memegang megang kemaluannya. Setengah jam tak terjadi apa apa, mungkin Koh Franky belom recovery, tapi setelah itu kurasakan kemaluan Koh Franky mulai menegang ketika terlihat di TV seorang laki laki sedang dikerubuti dua orang cewek bule yg cantik, entah apa yg ada di benaknya, tapi kemaluannya mulai bereaksi menegang.
Tak lama kemudian sebelom film itu berakhir, Koh Franky sudah mulai mencumbuku, mencium bibirku, lalu meremas dan mengulum putingku, aqu kembali pura pura mendesah, Koh Franky menggeser dan memiringkan badanku menghadap ke TV, dia berada di belakangku lalu mengusap usapkan kemaluannya di bokongku, kaki kiriku di angkat naik untuk memudahkan kemaluannya memasuki kemaluanqu, dgn sedikit susah karena terganjal perut buncitnya, akhirnya dia berhasil melesakkan ke kemaluanqu, ini posisi baru bagiku. Sembari menonton film kami bercinta, dia mengocokku dari belakang dgn posisi tidur miring menghadap TV. Tangannya tiada henti meremas remas buah dadaqu, sepertinya dia begitu menikmati bercinta dan nonton film secara bersamaan, desahan ke-pura pura-an bercampur jerit kenikmatan dari TV, dia makin bergairah mengocokku, seakan dia bercinta dgn perempuan bule yg cantik di film itu, aqu tak tahu fantasi laki laki yg mengocokku dari belakang ini, tapi yg penting bagiku bagaimana menyelesaikan secepat mungkin, karena aqu tak bisa menikmati bercinta dgnnya. Dengan posisi seperti ini aqu susah menggoygkan bokongku, jadi sepenuhnya tergantung gerakan Koh Franky, entah sudah berapa kami bercinta dgn posisi seperti ini, film sudah berganti ke VCD kedua secara otomatis.
Seiring dgn pergantian VCD, badan Koh Franky naik di atasku, dia menindih badanku, bibirnya menyusuri leher dan dadaqu, perut buncitnya terasa mengganjal perutku membuat aqu tak nyaman dalam tindihannya, dia menyusupkan tangannya dipunggungku, mengganjal hingga buah dadaqu naik lebih menekan badannya, pelukannya semakin rapat seiring dgn cepatnya kocokannya, bokongnya turun naik diatas badanku, aqu mendesah seolah dalam kenikmatan, bibirnya menyusuri leher jenjangku, sesekali kepalanya berpaling menyaksikan adegan di TV yg sudah mulai lagi. Tak lama kemudian sebelom adegan seks pertama berakhir, Koh Franky menyemprotkan air maninya ke kemaluanqu untuk kedua kalinya, aqu menjerit nikmat dalam ke-pura pura-an, dia memelukku lebih rapat hingga berakhirnya denyutan di kemaluannya. Badan Koh Franky yg penuh peluh kenikmatan ambruk di atas badanku, napasnya menderu di dekat telingaqu, detak jantungnya kencang kurasakan di dadaqu. Perlahan kemaluannya melemas dan keluar dgn sendirinya, kudorong badannya menjauh karena aqu tak bisa bernapas terhimpit perut buncitnya, sungguh tersiksa bercinta dgn dia karena tak secuil kenikmatan yg kudapat, hanya perasaan risih dan marah yg menggunung di dadaqu.
“ly, kamu hebat deh, badanmu masih bagus dan buah dada yg kenceng gitu bikin aqu makin bergairah saja, apalagi desahanmu bikin aqu makin gemes” pujinya. Aqu tak tahu harus menjawab apa, tak mungkin aqu berkata jujur didepannya.
“Koh Franky juga hebat, bisa berturut turut gitu, lama lagi” jawbku klise menghibur Kubersihkan kemaluan Koh Franky dgn handuk kecil yg sudah aqu siapkan, kurasakan air mani Koh Franky meleleh keluar dari kemaluanqu, tak benyak memang tapi membuatku risih, segera kucuci di kamar mandi.

Kubersihkan sekalian badanku, dgn air shower yg hangat terasa menyegarkan dan memadamkan kemarahanku, cukup lama aqu di kamar mandi hingga tak kusadari Koh Franky sudah berada di situ memperhatikanku. Aqu kaget, secara reflek kututup badan telanjangku dgn tangan sebisanya, mau marah, belom pernah seumur umur ada laki laki melihatku mandi walaupun ex-suamiku dulu, tapi aqu segera tersadar bahwa dia adalah tamuku, percuma aqu menutupi badanku, toh dia sudah menikmatinya, dgn senyum terpaksa aqu menghilangkan kekagetanku.

“Koh Franky bikin aqu kaget saja” teriakku manja
“Sini aqu mandiin” dia menawarkan diri, sedikit ragu aqu menerima tawarannya, belom pernah aqu mandi bersama dgn laki laki, walaupun ex-suamiku, kini Koh Franky yg baru kukenal sejam yg lalu sudah mau mandiin aqu, tapi apa dayaqu untuk menolak, toh ini untuk kepuasan tamuku juga, aqu hanya tersenyum menerima tawarannya.
Koh Franky mengikutiku ke dalam bathtub, dia menggosok punggungku dgn tangan dan sabun, tangannya kemudian menjelajah ke depan dan meremas buah dadaqu, dipeluknya aqu dari belakang, kurasakan erotica tersendiri merasakan pelukan dalam licinnya busa sabun. Kubalikkan badanku, kini aqu menggosok badan Koh Franky dgn sabun, tangannya tak henti menjamah buah dadaqu yg masih berbusa sabun, kami kembali berpelukan, kali ini berhadapan, dia menggesek gesekkan badannya di badanku, memang ada erotica yg tak kuduga, tak mau terhanyut terlalu lama dalam erotisme ini, kunyalakan air shower menyiram dan membasahi kami berdua, Koh Franky membalikkan badanku dan mendorongku ke dinding, dgn posisi condong begitu, maka bokongku tepat di depan kemaluan Koh Franky, aqu baru menyadari ketika kembali Koh Franky mengusap usapkan kemaluannya di badanku. Kakiku sedikit dibuka, maka Koh Franky dgn mudah memasukkan kemaluannya ke badanku dibawah siraman air shower yg hangat, kami bercinta dgn berdiri, pancuran air shower membasahi badan kami, baru sekarang kurasakan nikmatnya bercinta, mungkin karena perasaan erotisme saat mandi bersama tadi, kali ini aqu mendesah tanpa pura pura, sebenarnya ada sedikit menyesal merasakan nikmat dari Koh Franky, tapi tak bisa kupungkiri nikmatnya kocokannya sekarang. Kecipuk air mengiringi kocokan kami, perlahan gairahku mulai naik, semakin cepat Koh Franky mengocokku semakin cepat birahiku naik, tak kuhiraukan air membasahi rambutku, aqu konsentrasi pada pencapaian kenikmatan, tangan Koh Franky kembali menjamah buah dadaqu dan meremasnya. Kuimbangi kocokan Koh Franky dgn goygan di bokongku, semakin nikmat kurasakan serasa melayg di awing, tapi tiba tiba kurasakan denyutan di kemaluanqu, ternyata Koh Franky mendahuluiku mencapai puncak kenikmatan, dia mencengkeram buah dadaqu erat, aqu tetap menggoygkan bokong dgn cepat, tak kupedulikan denyutan Koh Franky di kemaluanqu, tak kupedulikan teriakan kenikmatan darinya, aqu ingin klimaks saat ini, tapi harapan tinggal harapan, ternyata kemaluan Koh Franky melemas tak lama kemudian sebelom puncak kenikmatan kugapai, dan klimaks semakin menjauh dariku.
Aqu kecewa sungguh kecewa, dia tak dapat memberiku kepuasan secuilpun, sesaat kemudian aqu tersadar, memang bukan tugas dia untuk memuaskanku, tapi tugaskulah untuk memuaskan dia, jadi tak ada yg salah dalam hal ini, aqulah yg terlalu banyak berharap. Dengan menelan kekecewaan demi kekecewaan aqu tetap berusaha tersenyum, kututupi kekecewaanku dgn mencuci kemaluan Koh Franky, kulihat senyum kepuasan mengembang di tampangnya, aqu terpaksa ikut puas melihat kepuasannya.
“baru kali ini aqu bercinta sembari mandi, ternyata sungguh nikmat” katanya, aqu kaget mendengarnya, ternyata aqu dijadikan percobaan olehnya. Kuteruskan mencuci, sedikit sulit karena harus membuka kulit penutup kepala kemaluannya, aqu masih merasa lucu melihat bentuk kemaluan yg belom disunat. Sehabis mandi Koh Franky langsung kembali berpakaian bersiap untuk pulang, aqu hanya mengenakan handuk melilit badanku, tak terasa hampir dua jam aqu menemani dia dgn tiga kali bercinta, aqu berharap dia puas dan memberiku tip yg lumayan atas pelayananku atau paling tak dia akan kembali menjadi pelanggan tetapku.
“tak salah kamu memang primadona si Lok dan kamu memang luar biasa” katanya sebelom meninggalkan kamarku, dia memberiku ciuman di pipi dan pergi. Aqu sedikit kecewa karena tak ada tip untukku, walau hargaqu tinggi tapi kalau dgn tip pasti tak akan aqu tolak, mungkin dia merasa sudah membayar mahal atau mungkin aqu kurang memberikan servis yg dia inginkan, atau aqu kurang memuaskannya, tapi ah siapa peduli, aqu sudah berusaha dan dia sudah membayarku mahal untuk pelayanan dan badanku.
Aqu melanjutkan mandiku yg terpotong, lalu menonton VCD yg belom selesai tadi sembari mengenakan piyama, menunggu order tamu berikutnya, tanpa tahu laki laki macam apalagi yg akan menikmati badanku, bagiku yg penting adalah duit dan duit selagi badanku masih mempunyai daya jual. Sesuai informasi Om Lok, tamuku selanjutnya akan dating sekitar pukul 7 malam, berarti tinggal kurang dari satu jam untuk mempersiapkan diri, sebenarnya tak ada persiapan khusus yg harus aqu laqukan, tetapi setelah bermain beberapa babak dgn Koh Franky, rasanya aqu perlu istirahat lebih lama untuk mengembalikan staminaqu, Om Lok hanya berpesan untuk memperlaqukan tamuku ini sedikit istimewa karena dia seorang pejabat dari kalangan tentara, seorang ajudan sang panglima. Dia tak memberitahuku, Cuma dia mengingatkanku berkali kali untuk menjaga rahasia ini rapat rapat kalau tak ingin mendapat masalah. Seperti umumnya seorang tentara dgn disiplin tinggi, lima menit sebelom pukul 7 malam beliau sudah ada di kamarku, aqu tak mengenalnya, orangnya lebih pendek dari aqu, berkulit gelap dan berkepala botak, mungkin sudah menjadi suratan takdirku bahwa hari ini aqu harus melayani para tamu yg umurnya sebaya papaqu di kisaran 50 tahun.
Kupanggil beliau Bang John, walaupun tampangnya terlihat galak, tapi sikapnya sungguh sopan dan menyenangkan, banyak joke joke yg dia berikan, ini membuat suasana sangat akrab seperti aqu sudah lama mengenalnya. Kutemani dia ngobrol di sofa, kami duduk bersebelahan dan saling berhadapan. Sesuai permintaannya, aqu hanya mengenakan pakaian tidur sutra semi transparan berwarna putih, sehingga seluruh lekuk seksy badanku yg ramping terlihat dari balik pakaian tidur sutraqu. Bra Biru yg aqu pakai sejak tadi pagi untuk kesekian kalinya kembali menghias badanku. Aqu salut sama Bang John, Selama kami berbicara tak kutangkap kerling nakal di matanya menatap badan terutama buah dadaqu, membuat aqu makin terpesona akan kharismanya. Lebih dari lima belas menit kami berdua, tak terjadi apa apa, bahkan menyentuhkupun tak apalagi mencium, aqu jadi bingung bagaimana harus memulai, dari dua tamuku terdahulu biasanya mereka yg mengambil inisiatif, tapi kali ini lain, terlalu sopan sehingga membuat aqu jadi salah tingkah, aqu sadar mestinya aqulah yg harus memulainya, tapi masih ada rasa malu untuk memulainya.

Berkali kali aqu pura pura menyenggolkan buah dadaqu ke lengannya, tapi tak mendapat respon yg aqu harapkan, bahkan ketika aqu sengaja membungkuk didepannya ketika memberikan minuman, aqu yakin dia bias melihat buah dadaqu dgn jelas, tapi tak ada tanda tanda untuk memulainya. Akhirnya kuberanikan diri untuk memulainya, secara demonstratif kulepas bra-ku didepannya, tentu saja putingku membayg dibalik baju tidurku, dia hanya memandang dgn sorot mata kagum tak lebih dari itu, kuberanikan untuk duduk di pangkuannya sembari menempelkan buah dadaqu di pundaknya, masih tak ada respon yg berarti. Aqu bertindak lebih jauh lagi, kupeluk kepalanya dan kucium pipi dan bibirnya, barulah dia merespon dgn membalas ciuman bibirku, tangannya sudah mulai mengelus pahaqu, terus ke atas ke punggungku, aqu tak mau kehilangan momen, kupermainkan lidahku dibibirnya, tangannya sudah mulai menjelajah di sekitar dadaqu, dielusnya buah dadaqu lalu dia meremas remas ringan. Aqu berdiri di depannya, kulepas celana dalamku, aqu yakin dia sudah bisa menikmati badan telanjangku dari balik baju tidurku, kutarik Bang John berdiri, kutuntun menuju ranjang, sebelom sampai di ranjang, tiba tiba Bang John membopong badanku dan merebahkan di ranjang. Dgn sedikit tergesa Bang John melepas baju dan celananya, tinggal celana dalam yg menempel di badannya, sepertinya dia sudah menahan gairah dari tadi. Aqu kaget melihat postur badannya yg begitu padat atletis, tak terlihat timbunan lemak di balik kulitnya, Bang John langsung berlutut di antara kakiku, aqu kira dia akan langsung memasukkan kemaluannya, ternyata aqu salah, dia mengusap usap rambut pubic-ku, kubuka lebar kakiku, aqu memejamkan mata bersiap menikmati sensasi berikutnya, tiba tiba kurasakan jilatan di kemaluanqu, kubuka mataqu, kulihat kepala Bang John sedang berada di antara kakiku hingga terlihat botaknya. Lidah Bang John terasa menari nari di klitoris dan bibir kemaluanqu, sungguh nikmat jilatan Bang John, tanpa kusadari aqu mulai mendesis merasakan nikmatnya pelayanan Bang John, kakiku kubuka makin lebar, kutekuk lututku, hingga jari jarinnya menyentuh telinga Bang John, jilatan dan permainan mulut Bang John semakin lama semakin nikmat kurasakan, aqu sudah tak bias mengontrol gerakan kakiku yg kini sudah berada di kepala botak Bang John, tak pernah terbayg dalam hidupku kalau aqu bias “menginjak” kepala seorang jendral yg selama ini dihormati anak buahnya, dalam keadaan berdua dan posisi seperti ini siapa peduli antara jendral maupun pelacur seperti aqu ini.
Bang John memasukkan jarinya ke kemaluanqu, lalu dua jari, belom pernah aqu merasakan kocokan dua jari di kemaluan, ini pengalaman pertamaqu, ternyata nikmat juga apalagi ketika lidahnya mempermainkan klitoris, aqu semakin menggelinjang, kakiku semakin tak teratur menjamah kepala botak Bang John, kujepit kepalanya dgn pahaqu, semakin aqu mendesis semakin liar dia mengocok dan menjilat. Bang John lalu membalik badanku, kini aqu nungging, aqu pikir dia segera memasukiku dari belakang, ternyata aqu salah lagi, dia malah menjilati bokongku, kembali kemaluanqu mendapat jilatannya, kali ini dari belakang, tanpa kuduga, dia melanjutkan jilatannya di lubang duburku, aqu menjerit kaget, belom pernah aqu mendapat jilatan di situ, membaygkan pun jauh dari benakku, tapi kurasakan ada kenikmatan tersendiri dari jilatan di lubang dubur, apalagi yg menjilati adalah Bang John, seorang jendral yg sedang naik daun, tentu menimbulkan kenikmatan dan sensasi tersendiri. Kubiarkan dia menjilati kemaluan dan duburku bergantian, aqu tak peduli selama dia menyukai dan aqu menikmati, apa salahnya. Desahanku semakin berani, tak malu lagi aqu mendesis dan mendesah di depan Bang John, yg kupikirkan hanyalah kenikmatan mendapat permainan lidah dari Bang John, padahal dia adalah orang ketiga yg menikmatiku hari ini, mungkin juga ada sisa air mani di kemaluanqu dari Koh Hi atau Koh Franky, tapi siapa peduli sepanjang dia mau melaqukannya.
Puas bermain di kemaluan dan duburku, dia lalu telentang di sampingku, dia minta aqu naik di atasnya, kupikir dia ingin aqu posisi di atas, tapi ternyata lagi lagi aqu salah, dia justru minta aqu naik di kepalanya, sedikit bingung aqu mengikuti kemauannya, ternyata dia mau menjilati aqu dari bawah, aqu turuti saja permintaannya. Kini kepala Bang John ada di bawahku di selangkanganku, aqu mengangkangi kepala sang Jendral, kuatur posisiku seolah jongkok di kepalanya, maka kemaluanqu terbuka lebar tepat di atas tampang dan mulutnya, kucoba untuk menggoda dia, sifat isengke tiba tiba timbul, kusapukan kemaluanqu ke seluruh tampangnya, lidahnya menjulur untuk mendapatkan kemaluanqu, akhirnya dia pegang bokongku dan langsung mengulum bibir kemaluanqu yg sudah siap di depannya. Kembali lidah Bang John menjelajah di kemaluan dan duburku, aqu mengimbangi permainannya dgn menggoygkan bokongku di atas tampangnya, tangannya mulai ikutan mempermainkan putingku, entahlah mungkin sudah menjadi hobinya untuk menikmati kemaluan dgn mulutnya. Aqu Cuma khawatir dia minta aqu melaqukan hal yg sama di kemaluannya, cukup lama aqu mengangkangi kepala Pak Jendral sebelom akhirnya beliau memintaqu turun. Dia memintaqu kembali telentang, kini baru kusadari kalau dia masih mengenakan celana dalamnya, kulepas celana dalamnya hingga terlihatlah kemaluannya yg besar tegang kekar menantang, kuraih batang kemaluannya, kukocok, untuk membalas “kebaikannya” kujilat kepala kemaluannya, tapi dia menarik kepalaqu, dia nggak mau kukulum kemaluannya, kebetulan karena aqu juga tak terlalu suka melaqukannya.
Kembali aqu ditelentangkan di ranjang, kali ini dia langsung menyapukan kemaluannya ke kemaluanqu, perlahan mendorong masuk hingga semua melesak ke dalam. Oh betapa nikmatnya setelah beberapa lama mendapat jilatan, kini mendapatkan kemaluan di kemaluan, begitu nikmat apalagi ketika Bang John mulai mengocok kemaluanqu, aqu mendesah dalam kenikmatan, sekaranglah benar benar kurasakan kenikmatan bercinta dibandingkan dgn tamuku sebelomnya. Bang John mengocokku dgn pelan penuh perasaan, berulang kali dia mencium pipiku dgn gemas, sungguh aqu diperlaqukan seperti layaknya kekasih, dia memandangku dgn sorot mata yg teduh, baru kusadari dialah orang non Chinese pertama yg menikmati kehangatan badanku, walau aqu bukan orang Chinese tapi ex-suami dan lingkungan pergaulanku adalah Chinese jadi aqu sudah menjadi ke-cina cina-an, apalagi postur badan dan tampangku yg memang lebih menyerupai Chinese.
Kunikmati kocokan demi kocokan dari Bang John, dia mulai meremas buah dadaqu, kocokannya makin cepat, aqu mengimbangi dgn menggoygkan bokongku, aqu sudah merasakan nikmatnya irama kocokannya membawaqu melayg dalam nikmat yg indah, desahku semakin keras, tanpa malu lagi kuminta Bang John untuk mempercepat kocokannya. Bang John memelukku, kubalas dgn elusan di punggungnya, beliau menciumi leherku yg mulus, aqu semakin menggeliat tak karuan apalagi saat dia mengulum telingaqu, geli bercampur nikmat menyatu dalam birahiku yg makin terbang tinggi, ketika hampir kugapai puncak kenikmatan, tiba tiba kurasakan badan Bang John menegang, sedetik kemudian disusul semprotan dan denyutan kemaluan Bang John di kemaluanqu, terasa menghantam dinding kemaluanqu, aqu teriak menerima semprotan Bang John, kudiamkan sesaat, kubiarkan dia menikmati klimaksnya, setelah itu aqu mulai menggoyg bokongku lagi untuk mencapai klimaks yg tertunda, tapi aqu harus menelan kekecewaan, puncak kenikmatan yg sudah didepan mata terasa makin menjauh, makin lama terasa makin susah digapai, kemaluan Bang John makin melemas, aqu berusaha lebih keras menggoygkan bokongku tapi tak menolong, napas Bang John turun naik di atasku, akhirnya aqu menyerah harus memendam klimaks, aqu sadar bahwa harus mulai membiasakan diri memendam kekecewaan semacam ini, kudorong badan Bang John turun , kami telentang bersebelahan.
“sorry, aqu keluar duluan, kamu belom ya” kata Bang John
“nggak apa, toh nanti bias lagi” kataqu menghibur, lebih tepatnya menghibur diriku sendiri, sembari membersihkan kemaluan Bang John dgn handuk kecil.
Aqu ke kamar mandi membersihkan kemaluanqu dari air mani Bang John, aqu segera kembali ke ranjang dan langsung tiduran dalam pelukan Bang John, terus terang aqu menyukai dadanya yg bidang dgn sedikit bulu dada, terlihat atletis, kurebahkan kepalaqu di dada Bang John sembari memainkan bulu bulu di dadanya. Kutemukan sedikit kehangatan yg selama ini hilang dalam hidupku, entah kenapa. Kami berpelukan dalam kebisuan, sembari menikmati HBO yg dari tadi kami acuhkan, kupegang dan kupermainkan kemaluannya, kujilati putingnya, tanpa dia sadari aqu sudah mulai melancarkan serangan ringan, perlahan tapi pasti kemaluannya mulai sedikit demi sedikit menegang, kalau sebelomnya aqu selalu pasif, kali ini terpaksa aqu yg harus aktif. Kunaiki badan kekar Bang John, aqu tengkurap di atasnya, kuciumi leher dan pipinya sembari menggoyg goygkan bokongku menggesek gesek kemaluannya, makin lama kurasakan makin keras, hingga kurasa siap untuk melanjutkan babak berikutnya.

Kubimbing kemaluan Bang John ke kemaluanqu, kusapukan di bibirnya lalu kudorong badanku ke belakang, masuklah kemaluan itu ke dalam, aqu kembali merasakan nikmatnya kemaluan Bang John di kemaluanqu, Bang John memelukku erat, dia mengocokku dari bawah, desahanku tepat di telinga beliau, Bang John mengocokku makin lama makin cepat, makin nikmat kurasakan. Aqu duduk di atas beliau, kini aqu pegang peranan, kugoygkan bokongku, Bang John meremas buah dadaqu sembari mempermainkan putingku, Bang John mengimbangi gerakanku dgn menggoyg bokongnya, kurasakan kemaluannnya bergerak liar di dalam membuat aqu makin mendesah keras. Kucondongkan badanku ke depan, buah dadaqu tepat di atas tampang Bang John, langsung disambut kuluman ringan di putingku tanpa menghentikan remasannya, kugerakkan badanku hingga kemaluan Bang John sliding keluar masuk kemaluanqu, kurasakan kenikmatan yg hebat, puncak klimaks sudah hampir kuraih, aqu semakin cepat menggerakkan pinggulku, begitu juga Bang John, kami berdua seolah berpacu dalam berahi, ternyata Bang John lebih cepat, aqu terlalu bergairah mengejar puncak kenikmatan hingga tak kusadari kemaluan Bang John yg tiba tiba berdenyut keras, aqu teriak kaget terkejut mendapat semprotan itu, tanpa menunggu berhentinya denyutan itu aqu terus mempercepat gerakanku untuk mengejar klimaks yg tinggal selangkah lagi, tapi sungguh saying aqu harus menelan kekecewan untuk kedua kalinya ketika Bang John berulang kali memintaqu menghentikan gerakanku, sungguh tak sopan apabila aqu memeksakan kehendakku karena dalam hal ini aqu dibayar oleh beliau, dgn menahan kecewa dan marah, aqu tak bias berbuat banyak akhirnya menyerah dibawah kekuasaan uang, kuhentikan gerakanku. Kupaksakan tersenyum melihat senyum kepuasan mengembang di tampang Bang John, kucium keningnya dan dia menarikku dalam pelukannya, masih bias kurasakan detak jantungnya yg masih kencang, beliau mengelus punggungku mesra, kembali kami terdiam sembari pelukan.
“kamu udah keluar sayang ?” Tanya Bang John, entah pura pura atau memang tak tahu
“udah, bapak hebat deh aqu teller dibuatnya” jawabku berbohong menyenangkan beliau.
“kalo begitu ntar kita main lagi, bapak masih kuat kok” lanjutnya
“cilaka, kalau terus terusan tak tuntas seperti ini aqu bias darah tinggi” pikirku tapi aqu diam saja, hanya tersenyum melihat senyum bangga ditampang Bang John.
“oke tapi kasih aqu istirahat dulu, habis bapak bikin aqu kewalahan sih” jawabku kembali berbohong sembari turun dari badannya dan menuju kamar mandi membersihkan air mani dari kemaluanqu. Ketika aqu keluar kamar mandi, Bang John sudah duduk di sofa, aqu duduk disampingnya, kami berdua masih telanjang.
“bagaimana hari pertamamu, cukup menyenangkan ?”Tanya Bang John cukup mengagetkanku, rupanya Om Lok memang sedang mempromosikanku.
“ya namanya juga masih baru, jadi harap dimengerti kalau belom terlalu pintar” jawabku sembari bergelayut manja di lengannya, seperti anak kecil yg sedang merajuk bapaknya.
“tapi kamu cukup bagus untuk ukuran pemula, apa lagi ini hari pertamamu”
“terima kasih Pak” Singkat kata akhirnya kami bercinta lagi, kali ini atas permintaan Bang John kami laqukan di sofa. Aqu duduk di sofa panjang sementara Bang John sudah berlutut di selangkanganku, aqu heran beliau senang sekali menjilati kemaluan, aqu sih senang senang saja karena aqu memang mulai menikmati jilatan di kemaluanqu, apalagi aqu merasa bias membuat laki laki apalagi seorang Jendral berlutut di antara kaki dan bahkan bias menginjak kepala laki laki bahkan Jendral sekalipun, sungguh kejadian yg tak pernah kubaygkan sebelomnya.
Bang John bias bertahan lama menjulurkan lidahnya di sekitar kemaluanqu, kuberanikan memegang kepala botaknya dan kutekan ke kemaluanqu supaya dia bias menjilat lebih ke dalam, dia diam saja sembari tetap memainkan lidahnya, aqu lebih berani lagi, dgn kedua tanganku, kupegang kepalanya dan kuusap usapkan di kemaluanqu, tak kuhiraukan lagi bahwa pada kenyataannya dia jendral, tapi sekarang dia sedang berlutut di selangkanganku. Lidah Bang John menari nari di sekitar kemaluanqu, mulai dari klitoris, kemaluan, hingga lubang dubur, aqu mendesah sembari mengelus elus kepala botak Bang John, kurasakan sensasi tersendiri ketika mengelus kepala botaknya, aqu tahu ketak sopanan ini, tapi selama beliau tak keberatan maka aqu makin berani “kurang ajar” padanya, apalagi permainan lidah Bang John benar benar nikmat. Bang John menyudahi permainan lidahnya, kini berlutut dan menyapukan kemaluannya di kemaluanqu, dgn sekali dorong melesaklah kemaluannya ke dalam diiringi teriakan kenikmatan dari mulutku. Tak seperti sebelomnya, kini Bang John langsung mengocokku dgn cepat dan sesekali diselingi hentakan keras ke kemaluanqu, membuat aqu mendesah dan menjerit kenikmatan, tangan Bang John sudah berada di dadaqu, memainkan putingku, kakiku sudah melingkar di pinggangnya, lidah Bang John mulai menjilati leherku, terus turun hingga buah dadaqu dan beliau mengulum putingku, aqu makin kelojotan dibuatnya. Kocokannya semakin liar kurasakan, iramanya jadi kacau, tapi aqu makin menyukainya, membawaqu melayg lebih tinggi ke awan kenikmatan.
Bang John mengatur posisi duduknya, aqu tak tahu apa yg akan dia laqukan, dia memegang tanganku dan menariknya ke pangkuannya. Ini posisi baru bagiku, bercinta dipangkuannya, mulanya sedikit susah aqu mengatur gerakan, karena dgn posisi seperti ini Bang John tak bias bergerak, hanya mengandalkan gerakanku. Dgn sedikit kikuk aqu menggerakkan pinggulku, ternyata ada kenikmatan yg lain, aqu semakin berani menggerakkan bokongku lebih cepat, semakin nikmat rasanya hingga aqu sudah bias menguasai gerakanku, buah dadaqu yg tepat di depan mulut Bang John langsung mendapat kuluman penuh gairah dari satu putting ke putting lainnya sembari tangannya tak henti meremas dgn gemas, sesekali dia memainkan putingku. Kudorong Bang John, kini dia telentang di karpet, kembali aqu menggoygkan bokongku di atas beliau. Tak seperti sebelomnya, kali ini Bang John bias bertahan lebih lama, dia memintaqu nungging di kursi, Bang John kini mengocokku dari belakang langsung cepat dan keras, hentakannya membuatku menjerit nikmat, sebenarnya ini adalah posisi favoritku dulu, dan kini aqu merasa ini adalah posisi yg paling nyaman karena aqu tak perlu melihat tampang tamuku yg belom tentu membangkitkan seleraqu, aqu bias lebih bebas berfantasi dgn siapa aqu bercinta, apalagi dari pengalaman hari ini semua tamuku tak ada yg memenuhi seleraqu.
Dgn berpegang pada pinggulku Bang John mengocokku dgn cepatnya, lalu beliau memelukku dari belakang, diremasnya buah dadaqu yg menggantung bebas, diciuminya tengkukku, aqu kegelian bercampur nikmat, semakin keras dia menghentakku semakin aqu melambung tinggi, dan terus tinggi hingga kugapai puncak kenikmatan. Aqu menjerit histeris, kemaluanqu berdenyut keras seakan meremas kemaluan Bang John, ternyata beliau makin kesetanan mengocokku, teriakanku makin histeris dibuatnya, kuremas sandaran kursi, tak tahan aqu menerima kocokannya saat klimaks, hanya menjerit dan menjerit yg bias kulaqukan, Bang John meremas buah dadaqu makin keras. Untunglah tak lama kemudian beliau mengikutiku ke puncak kenikmatan beberapa detik setelah aqu, kurasakan kemaluannya membesar sebelom berdenyut, beliau berteriak histeris dalam kenikmatan, genggamannya di buah dadaqu makin kencang hingga melemah seiring dgn berakhirnya denyutan itu. Beliau lalu ambruk di atas punggungku, perlahan lahan kemaluannya melemas dan keluar dgn sendirinya, kubersihkan dgn tissue. Kami berdua beristirahat duduk di sofa, napas kami masih memburu dari sisa sisa kenikmatan yg baru kami alami.
“kamu sungguh luar biasa, hebat mau melayaniku tiga kali berturut turut, belom pernah aqu bercinta sebanyak ini” puji Bang John
“Bapak juga hebat bias bercinta sebanyak itu”
“ini karena kamu yg terlalu seksy, aqu selalu terangsang melihatmu telanjang, terlalu hot”
“ah bapak bisa saja
“ingin aqu bercinta sepanjang malam”
“ya udah nginap saja, ntar kita habisin malam ini” rayuku, dengan menginap berarti hitungan rupiahnya lebih banyak.
“sayang aqu nggak bisa, besok ada tamu dari Mabes” jawabnya, sedikit kecewa aqu karena tak bias mendapat tambahan rupiah lebih banyak, aqu tak pernah berpikir bagaimana seorang tentara semacam dia bias membayarku sebanyak itu.
“ya kapan dong kesini lagi, jangan lama lama ya” rayuku
“kalau aqu nggak bias ntar aqu kenalin sama komandanku”
“yg mana ?” tanyaqu penasaran
“ntar kamu tahu sendiri”

Akhirnya aqu tak bisa menahan dia lebih lama lagi, hampir pukul sebelas malam ketika dia meninggalkan kamarku, Bang John meninggalkan tip ratusan ribu di meja rias. Belakangan setelah era reformasi aqu mengetahui bahwa Bang John bertugas di Jakarta, sebagai Kepala Dinas Penerangan lalu menjadi orang nomer satu di lembaga pendidikan angkatan darat, entah sekarang jabatannya apa. Selamat untuk beliau. Aqu kini sendirian di kamar, baru sekarang kurasakan hampa hidup ini. Kemarin aqu masih bias memandang dunia dgn dada membusung, kini aqu harus melihat dunia dgn pandangan lain, mungkin orang akan memandangku sebagai sampah, penggoda. Apa peduliku dgn mereka, toh kalau aqu susah mereka tak akan membantuku. Yg penting aqu tak menggoda mereka, suami mereka, keluarga mereka, anak mereka, justru merekalah yg dating ke tempatku karena membutuhkan pelayanan dariku, membutuhkan kehangatan dariku, membutuhkan petualangan dgnku, membutuhkan pelampiasan padaqu, membutuhkan variasi bercinta dgnku, bahkan membutuhkan apa yg tak mereka dapatkan di rumah, sekali lagi bukan aqu yg menggoda mereka tapi mereka yg mendatangiku. Kucoba memberikan apa yg mereka harapkan, sebaliknya mereka juga memberikan apa yg aqu harapkan, yaitu uang sebagai balas jasa atas pelayananku memuaskan dan memenuhi harapan mereka.
Hari ini adalah telah kutulis lembaran sejarah baru bagi perjalanan hidupku, aqu sudah menikmati 3 macam kemaluan dari tiga orang yg berbeda, baik gaya bercinta maupun bentuk dan ukuran kemaluan. Bahkan aqu sudah berani mempermainkan seorang jendral, membuat sang jendral berlutut diantara kakiku, ada sedikit kebanggaan di hatiku. Akhirnya dgn keadaan masih telanjang dan sisa air mani Bang John di kemaluanqu aqu tertidur untuk menyongsong hari esok yg aqu sendiri tak tahu akan seperti apa, berapa orang lagi yg akan menikmati badanku, siapa lagi yg akan membayarku, dan dgn siapa aqu akan tidur besok malam.
“I don’t care who you are, where you from, what you do, as long as you love me”
lagu Backstreet Boys yg selalu menyemangati hidupku, menunggu datangnya seorang pangeran yg siap mencium seekor katak untuk menjadi seorang Putri.
End for this time....

LigaCapsa

Mari uji HOKI anda di ligacs.com

❤️  ❤️

0 komentar: