Selasa, 02 Mei 2017

Test Model Berujung Pemerkosaan Yang Biadab


Seputar LigaCapsa ~ Pagi hari Aqu baru saja bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan serta celana pendek ketat yg menampakkan lekuk-lekuk bokongku yg begitu menggiurkan. Aqu berjalan ke halaman depan.
“Aha.. Koran baru sudah datang”, kataqu dalem hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar rumah. Kuambil surat kabar itu. Kemudian aqu duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai pelajar fakultas ekonomi aqu sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis moneter berkepanjangan yg tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataqu tertumbuk pada sebuah iklan satu Baris Besar yg cukup mencolok.
“Dicari, Wanita berusia 17 sampai 25 taun. Muka serta penampilan menarik. Berbadan ramping. Tinggi minimal 165 cm dgn berat yg sesuai. Bisa bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Mas **** (edited), Jakarta Pusat.”

“Aqu bisa diterima apa gag ya?” Aqu bertanya dalem hati. Memang sih, kupikir-pikir aqu memenuhi syarat-syarat yg diminta. Usiaqu baru menginjak 20 taun. Badanku ramping dgn tinggi 170 cm, seimbang dgn ukuran dadaqu yg di atas rata-rata wanita seusiaqu. Mukaku cantik. Kawan-kawanku bilang aqu perpaduan antara Desy Ratnasari serta Maudy Kusnaidi. Tetapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan. Ah, coba-coba saja aqu melamar. Siapa tau aqu diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aqu masuk ke dalem rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blouse biru muda serta celana panjang jeans belel yg cukup ketat yg baru saja beberapa hari yg silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

Boil Feroza yg kukendarai memasuki jalan yg disebut dalem iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama
“**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah bener ini tempatnya. Kuparkir boilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger boil-boil lain. Aqu masuk ke dalem. Astaga! Di dalem sudah banyak perempuan-perempuan cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aqu masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan mukaku serta kemolekan badanku. Kucari tempat duduk yg kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran. Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yg kosong di sebelah seorang perempuan yg cantik sekali, keturunan Indo. Mukanya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tetapi astaga, ia memakai baju yg berdada rendah alias “you can see,” serta rok jeans mini yg cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal buah dadanya yg berukuran cukup besar. Ia nampak memandanggku serta tersenyum. Melihatnya aqu menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aqu terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaqu dipanggil juga.

“Hesty K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalem.”
Aqu pun masuk ke dalem serta disambut oleh seorang pria berbadan agak gemuk.
“Kenalkan aqu Andro, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hesty, nama yg bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.”
Aqu pun menurut saja serta menuju tempat yg ditunjuk oleh Andro, di bawah lampu sorot yg cukup terang serta di depan sebuah kamera foto.
“Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aqu akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Andro sembari memberiku sebuah album foto. Aqu melihat foto-foto di dalemnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aqu memilih lima gaya yg menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aqu berpose serta dipotret. Tetapi Andro belum mempersilakan aqu keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.


“Nah, sekarang, Hes. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blouse kamu. Gag usah malu. Biasa-biasa aja lah!” Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blouseku sehingga terlihat BH yg kupakai. Mata Andro sekilas berubah saat melihat pangkal buah dadaqu yg montok. Lalu aqu dipotret lagi dgn pose-pose yg sensual. 
“Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.” Wah! Ini sih mulai kelewatan! 
“Ayolah, jangan malu-malu!” Sebenernya dalem hati aqu menolak. Akan Tetapi biarlah, karena aqu sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model. Dengn perlahan-lahan kutanggalkan blouse serta celana panjangku. Mata Andro tak berkedip memandangi badan mulusku yg hanya ditutupi oleh BH serta celana dalem. Aqu sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalem di ruangan yg ber-AC ini. Namun Andro tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yg masih tersisa di badanku. Ah, gila ini! Tetapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dgn membelakangi Andro, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi buah dadaqu.

“Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aqu bisa mengetesmu.”
Aqu membalikkan badan menghadap Andro. Andro menyuruhku menurunkan tangan yg menutupi buah dadaqu. Andro terpana menyaksikan buah dadaqu yg montok serta berisi dgn pentil susunya yg tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aqu menjadi risih pada pandangan matanya. Andro menyuruhku melepas celana dalemku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yg ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yg masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang. “Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur badanmu, apakah memenuhi syarat”, kata Andro sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaqu. Ia melingkarkan meterannya melalui buah dadaqu. Dgn sengaja tangan Andro menyentil pentil susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tetapi aqu diam merengut saja.

“Kamu beruntung memiliki buah dada yg indah seperti ini”, kata Andro sambil mencolek belahan buah dadaqu.
“Nah, sudah selesai sekarang.” Aqu merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yg terpaksa kuterima ini.
“Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaqu.
“Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”
Wah, kacau! Apa gerangan yg ia inginkan lagi?
“Susan!” Andro memanggil seseorang.
Seorang Wanita cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah perempuan Indo yg tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Buah dadanya yg montok bergantung indah di dasertaya, seimbang dgn pinggulnya yg montok pula. Aqu bertanya-tanya apa arti dari semua ini.

“Nah, sekarang coba kamu lihat, Hesty. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yg berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dgn profil foto model yg saya inginkan untuk proyek kalender bugil yg akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Hes”, kata Andro sambil menunjuk ke arah Wanita cantik yg bugil itu. Astaga! Batinku. Aqu harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tetapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

“Baiklah, Tetapi kali ini aja ya”, aqu menyanggupinya. Akhirnya aqu dipotret dalem beberapa pose. Pose yg pertama, aqu disuruh berbaring terlentang dgn pose memanjang di atas ranjang, dgn membuka pahaqu lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dgn jelas. Pose kedua, aqu duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati lubang kemaluanku. Pose ketiga, aqu dalem keadaan berdiri, sesertagkan Susan dgn lidahnya yg mahir mempermainkan pentil susuku. Pose keempat, aqu masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku serta berbuat seolah-oleh kami berdua sesertag bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria yg sesertag menghujamkan batang kemaluannya ke dalem lubang kemaluanku, sesertagkan tangannya meremas-remas kedua belah buah dadaqu yg indah. Serta aqu diminta memejamkan mataqu, seakan-akan aqu sesertag terbuai oleh kenikmatan yg tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yg membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

Tiba-tiba kurasakan kedua belah buah dadaqu diremas-remas dgn lebih keras, bahkan lebih kasar. Aqu meronta-ronta kesakitan. Aqu menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yg di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Andro yg sekarang tengah mempermainkan buah dadaqu dgn seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya. “Jangan, Pak! Jangan!” Aqu memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tetapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Andro lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aqu hampir tidak bisa bernafas. “Kamu memang bener-bener cantik, Hesty”, kata Andro sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yg membusung di dadaqu.

Tiba-tiba dgn kasar, Andro mendorongku, sehingga aqu jatuh tertelentang di sofa. Melihat badan mulusku yg sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Andro memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan badan di depannya. Kututup buah dadaqu dgn tanganku, Tetapi Andro menepiskannya. Betapa belahan buah dadaqu sangat lembut serta merangsang ketika mulut Andro mulai menjamahnya. Buah dadaqu yg putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Andro dgn buas menjilat serta melumat bagian puncak buah dadaqu, lalu mengisap pentil susuku bergantian, sehingga aqu menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Andro mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaqu dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yg mulus itu.

Aqu hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Andro terus mengisap serta menyedot pentil susuku. Aqu meronta-ronta. Tetapi Andro terus mendesak serta melumat pentil susuku yg runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aqu diperlaqukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, serta kini aqu harus menyerahkan diriku pada Andro. Andro mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalem lubang senggamaqu yg sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yg memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dgn lubang kemaluanku yg merah terbuka. Batang kemaluan Andro akhirnya menghujam seluruhnya ke dalem lubang kenikmatanku. Aqu menjerit ketika lubang kemaluanku diterobos oleh batang kemaluan Andro yg tegang serta panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalem lubang kemaluanku, yg belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

Aqu mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tetapi apa daya, Andro lebih kuat. Lagipula aqu sudah lemas, tenagaqu sudah hampir habis. Terpaksa aqu hanya bisa menerima dgn pasrah digagahi oleh Andro. Serta akhirnya, aqu merasa tak kuat lagi. Setelah itu aqu tak ingat apa-apa lagi. Aqu tak sadarkan diri. Saat aqu siuman, aqu menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dgn cairan-cairan kenikmatan yg ditembakkan dari batang kemaluan Andro berhamburan di sekujur perut serta dadaqu. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali serta bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah serta bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu....


Situs Resmi Poker & Domino99 Online
*  P.E.N.A.S.A.R.A.N *

0 komentar: