Minggu, 26 Maret 2017

5 Jenis 'racun' yang dibawa drama Korea ke seluruh dunia


LigaCapsa ~ Gemerlap dunia hiburan Korea Selatan tak ubahnya virus yang cepat menyebar, tak hanya ke negara-negara tetangga, tetapi juga ke seluruh dunia. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang terkena dampaknya. Mulai dari variety show, K-pop, hingga K-drama, semunya membuat publik tergila-gila. Tetapi semuanya memang dimulai dari K-drama. Masih ingat dengan Winter Sonata dan Autumn in My Heart yang di Indonesia ditayangkan dengan judul Endless Love? Dua drama itulah yang memulai demam Korean Wave ke seluruh dunia. Drama Korea memang bisa bikin ketagihan, bagaikan paket hiburan lengkap yang memanjakan mata, hati, dan bahkan telinga. 

Bagaimana dengan Indonesia? Virus apa saja yang ditularkan oleh K-drama kepada para pecinta drama di Indonesia? Berikut ini uraian selengkapnya yang dibuat berdasar hasil survei di Jajak Pendapat.


1. Dunia hiburan Korea Selatan ~ Dari 1239 responden yang mengikuti survei di Jajak Pendapat, 72 persen mengaku kalau mereka jatuh cinta dengan cerita dan genre drama Korea. 51 Persen di antaranya menganggap K-drama sebagai sumber hiburan dan kesenangan. Sementara 46 persen responden mengikuti drama tertentu demi menyaksikan aktor dan aktris favorit masing-masing. Kombinasi antara genre yang mudah diserap, cerita yang segar, fashion, sinematografi, dan aktor-aktris yang enak dipandang menjadikan drama Korea seperti permen dengan kemasan menarik. Para sineas Korea, didukung oleh pemerintah tak segan menggelontorkan dana hingga milyaran won untuk membuat sebuah drama. Misalnya saja serial Iris dan Athena: Goddess of War yang menghabiskan dana pembuatan hingga 20 milyar won. Namun dana yang dikeluarkan memang sepadan dengan kesuksesan komersial yang didapat. Tak heran kalau hak siar drama Korea di negara lain bisa mendulang jutaan dolar. Misalnya saja drama The Descendants of the Sun yang sempat heboh di tahun 2016 lalu. Menurut laporan DramaFever, hak siar drama tersebut terjual dengan harga $ 250.000 per episode. Drama Cheese in the Trap terjual dengan harga $ 125.000 per episode, sementara Scarlet Heart: Ryeo memecahkan rekor dengan $ 400,000 per episode. Dari drama pulalah Korea Selatan memperkenalkan seluruh aspek hiburan dari negara mereka. Melalui soundtrack drama, kita jadi berkenalan dengan penyanyi atau idol group yang menyanyikannya. Lama-lama bisa jadi fans K-pop pula.


2. Warisan kuliner Korea ~ Selain unsur hiburannya, drama Korea memanjakan mata para penonton dengan makanan enak yang disantap para aktornya. Setidaknya 77 persen responden mengakui kalau mereka ingin mencicipi makanan Korea setelah menonton drama. Demam masakan Korea di Indonesia dimulai sejak penayangan drama kolosal Dae Jang-geum atau lebih dikenal dengan judul Jewel In The Palace. Drama yang menceritakan kehidupan para dayang di dapur istana itu membuat kita berkenalan dengan aneka kuliner tradisional Korea. Tetapi drama dengan setting modern pun selalu melibatkan makanan dan selalu sukses membuat penonton ngiler. Entah itu cuma Yoon Eun-hye yang sedang menyantap jjajangmyeon (mi pasta kedelai hitam) atau Song Hye-kyo yang sibuk memasak bibimbap (nasi campur kimchi ala Korea). Berkat drama Korea, sejumlah panganan khas dari negara itu ikut dikenal dunia. Misalnya saja kimchi, jjajangmyeon, bulgogi, tteokbokki, kimbap, dan budae jjigae.


3. Fashion dan makeup ala Korea Selatan ~ Sebanyak 58 persen responden mengakui kalau mereka terinspirasi oleh fashion dan makeup para aktor dan aktris dalam drama. Pakaian serba modis yang dikenakan oleh aktor dan aktris dalam drama yang populer biasanya memang menjadi incaran para pecinta drama Korea. Jadi jangan heran kalau hal ini dimanfaatkan oleh para pelaku industri fashion. Bisa saja sepatu yang dikenakan oleh Song Hye-kyo di salah satu episode The Descendants of The Sun langsung menjadi best seller di pasaran beberapa minggu kemudian. Produser drama Korea biasanya memang detail dalam urusan fashion. Misalnya saja drama I Do, I Do yang dibintangi oleh Kim Sun-ah. Untuk adegan yang memperlihatkan koleksi sepatu tokoh utamanya saja, wardrobe stylist untuk drama itu sengaja mengumpulkan 500 sepatu bermerek dengan nilai total mencapai 120 juta won. Drama tersebut kemudian menjadi pencetak tren fashion di seluruh Korea Selatan. Pilihan busana dan gaya rambut Hwang Ji-ahn, karakter yang diperankan oleh Kim Sun-ah dalam drama tersebut langsung banyak ditiru. Flawless nude makeup, gradient lips, dan riasan mata puppy eyes juga menjadi tren di antara para gadis muda seluruh dunia lewat drama. Belakangan ikut mempopulerkan perawatan kulit ala Korea berikut kosmetik produksi negara ginseng.


4. Destinasi wisata Korea Selatan ~ Drama Korea Selatan merupakan tontonan yang memanjakan mata. Selain aktor dan aktris yang tampan, lokasi pengambilan gambar juga menjadi unsur penting untuk menarik perhatian penonton. Cara ini dimanfaatkan oleh pemerintah Korea Selatan untuk mempromosikan pariwisata negara tersebut. Jika dibandingkan dengan pariwisata Indonesia yang jauh lebih beragam, sebenarnya tak banyak destinasi wisata unggulan yang bisa ditawarkan oleh Korea Selatan. Namun promosi yang gencar dan pengelolaan yang tepat menjadikan pariwisata Korea Selatan sangat maju. Tak sedikit pelancong yang mendatangi Korea Selatan karena tertarik untuk melihat langsung tempat indah dalam drama yang mereka tonton. Karena itulah, tur mengunjungi lokasi drama menjadi pilihan wisata yang cukup populer. Lokasi drama yang cukup populer dikunjungi antara lain Jeju-do, Namiseom (Winter Sonata), Full House, Pantai Jumunjin (Goblin), Lotte World (Boys Before Flowers), Hanguk Minsokchon (Dae Jang Geum), dan Petite France (My Love From The Star).


5. Budaya dan bahasa ~ Berapa banyak anak muda Indonesia yang keranjingan menyelipkan bahasa Korea dalam percakapan sehari-hari? Semua itu merupakan efek dari virus yang ditularkan oleh drama Korea. Menurut hasil survei, 64 persen responden pecinta drama terbiasa menggunakan satu atau dua istilah dalam bahasa Korea saat bercakap-cakap. Bukan hanya bahasa yang kita kenal berkat drama Korea. Kita jadi mengenal tradisi gisaeng (wanita penghibur tradisional Korea), pakaian tradisional hanbok, sejarah, dan Black Day gara-gara drama Korea.
Itulah beberapa 'racun' yang disebarkan oleh drama Korea ke seluruh dunia. Apakah kamu juga termasuk salah satu penggila drama yang sudah teracuni?

LigaCapsa

Mari uji HOKI anda di ligacs.com

❤️  ❤️

0 komentar: