Seputar LigaCapsa ~ “Kring.. Kring..” HP-ku berbunyi. Saat itu aqu sedang berada di kantorku sibuk membaca surat-surat dan dokumen yg barusan dibawa Lidya, sekretarisku, untuk aqu setujui. Kulihat di layar terlihat sebuah nomor telepon yg sudah kukenal.
“Halo.. Gina.. Apa kabar” sapaqu.
“Hi.. Pak Jefrry.. Kok udah lama nih nggak kontak Gina”
“Iya habisnya sibuk banget sih” jawabku sembari terus menandatangani surat-surat di mejaqu.
“Ini Pak.. Ada barang bagus nih..” terdengar suara Gina di seberang sana. Gina ini memang kadang-kadang aqu hubungi untuk menyediakan perempuan untuk aqu suguhkan pada tamu atau clientku. Memang terkadang untuk meloloskan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh daripada memberikan uang di bawah meja.
“Bagusnya gimana Dit?” tanyaqu penasaran.
“Masih anak-anak Pak.. Baru 16 tahun. Kelas 1 SMA. Masih segel”. Mendengar hal itu langsung senjataqu berontak di sarangnya. Memang sering aqu kencan dgn perempuan cantik, ABG atupun istri orang. Namun jarang-jarang aqu mendapatkan yg masih segel seperti ini.
“Cantik nggak?” tanyaqu
“Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh..” rayu Mami Gina ini. Setelah itu aqu tanya lebih lanjut latar belakang perempuan itu. Namanya Claudya, anak keluarga ekonomi lemah yg perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Orang tuanya tak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Gina, dia mau melaqukan hal ini.
“Minta berapa Dit? ” tanyaqu
“Murah kok Pak.. cuma lima juta”. Wah.. Pikirku. Murah sekali.. Aqu pernah dengar ada orang yg beli kesegelan sampai puluhan juta. Singkat kata, aqupun setuju dgn tawaran Gina. Aqu berjanji untuk menelponnya lagi setelah aqu sampai di lokasi nanti.
“Lidya.. Ke sini sebentar” kutelpon sekretarisku yg sexy itu. Tak lama Lidya pun masuk ke ruanganku. Sembari tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku.
“Ada apa Pak Jefrry?” tanyanya sembari menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yg putih. Belahan payudaranya terlihat ranum terlihat dari balik blousenya yg sedikit tipis. Ingin rasanya aqu nikmati dia saat itu juga, namun aqu lebih ingin menikmati segel yg Ditawarkan Gina. Toh masih ada hari esok untuk Lidya, pikirku.
“Saya perlu uang lima juta untuk entertain client. Tolong minta ke bagian keuangan ya” kataqu.
“Baik Pak” jawabnya.
“Ada lagi yg bisa saya bantu Pak Jefrry..?” Lidya berkata genit sembari menatapku menggoda.
“Nggak.. Mungkin lain kali Lidya.. Saya sibuk banget nih” kataqu pura-pura. Aqu tak ingin staminaqu habis sebelom bertempur dgn Claudya, anak SMP itu. Lidyapun beranjak pergi dgn raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yg aqu minta beserta slip tanda terima untuk aqu tandatangani.
“Nanti kalo perlu lagi, panggil Lidya ya Pak” katanya masih mengharap.
“Baik Lidya.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya” jawabku sembari mengemasi laptopku. Tak lama aqupun sudah meluncur dgn Mercy kesayganku menuju hotel di kawasan Semanggi. Aqupun masuk di hotel yg berdekatan dgn plaza yg baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci aqupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu.
Setiba di kamar, kutelpon Gina untuk memberitahukan lokasiku. Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sembari menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyik-asyiknya melihat berita perang di Irak tiba-tiba HP-ku berbunyi.
“Sialan Lidya. Aqu khan sudah bilang jangan telepon.” pikirku sembari mengangkat telepon tanpa melihat caller ID-nya.
“Halo. Pak Jefrry.. Ini Karina” kata suara di seberang sana. Karina ini adalah istri dari Pak Bagio, manajer keuangan di kantorku.
“Oh Karina.. Aqu pikir sekretarisku. Ada apa Na?”
“Nggak Pak Jefrry.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aqu pengin ulangi kejadian yg di pesta dulu itu. Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?”
“Wah.. Kalo hari ini nggak bisa Na.. Aqu sedang di tempat client nih” jawabku mengelak.
“Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian” lanjutku.
“Habis Karina udah kangen banget Pak..” rengeknya.
“Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok” hiburku.
“OK deh.. Sorry kalo mengganggu ya Pak” katanya menyudahi pembicaraan.
Wah, ternyata dia sudah tak sabar ingin aqu kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki-laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aqu telepon Lidya untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Bagio ke Singapore, yg dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Bagio akan berangkat tiga hari lagi. Setelah satu jam setengah aqu menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan terlihat Gina bersama seorang perempuan belia, Claudya.
“Maaf Pak Jefrry. Tadi Claudya baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” alasan Gina. Mungkin terlihat di wajahku kalo aqu kesal menunggu mereka.
“OK nggak apa.. Ayo masuk” kataqu sembari memperhatikan Claudya. Hari itu dia mengenakan tanktop yg memperlihatkan bahunya yg putih mulus. Juga rok mini jeans yg dikenakan menambah cantik penampilannya. Badannya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul payudaranya yg baru tumbuh. Yg membuat aqu terpesona adalah wajahnya yg cantik dan terkesan innocent.
“Claudya.. Ini Oom Jefrry” kata Gina memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sembari berkata lirih,
“Claudya..”. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dgn Claudya duduk disamping sedangkan Gina berhadapan dgnku. Kurengkuh pundak Claudya dgn tangan kiriku, sembari kuelus-elus sayg.
“Gimana Pak.. OK khan” Gina bertanya
“OK.. Kamu jemput lagi aja nanti” jawabku sembari mengelus dan meremas lengan Claudya yg mulus itu gemas. Setelah itu Gina pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya.
“Kamu lapar nggak Claudya? Kita pesan makanan dulu yuk” saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam. dan aqu tak mau staminaqu tak prima hanya karena perutku yg lapar. Apalagi ternyata perempuan yg dibawa Gina ini cantik sekali.
“Pesan apa?” tanyaqu sembari memberikan room service menu padanya.
“Nasi goreng aja Oom”
“Minumnya?”
“Minta susu boleh Oom?” jawabnya. Langsung aja aqu pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Claudya. Sembari menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.
“Channelnya Claudya ganti ya Oom” katanya sembari mengambil remote.
“Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus” jawabku sembari mengagumi keindahan Claudya. Setelah dia duduk, kuelus-elus rambutnya yg berpita dan panjangnya sebahu itu. Claudya kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anak-anak, pikirku.
“Kamu sudah punya pacar?” tanyaqu setelah kami terdiam beberapa saat.
“Belom Oom..”
“Kenapa?” tanyaqu lagi
“Claudya khan masih kecil..” katanya sembari terus menatap adegan kartun di TV.
Aqu pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Aqulah nantinya yg akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sembari kuelus-elus pahanya. Claudya nampak tak terbiasa dan bergerak sedikit menghindar. Pahanya yg putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yg indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yg baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Terlihat sekali bahwa dia belom berpengalaman dalam hal seperti ini. Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya sewaktu tiba-tiba bel kamarku berbunyi.
“Room Service” terdengar suara di depan kamarku. Aqupun berdiri meninggalkan Claudya untuk membuka pintu. Terlihat ada perasaan lega di raut wajah Claudya sewaktu aqu beranjak pergi.
“Ada pesanan lagi Pak?” tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja.
“Nggak” jawabku
“Mungkin buat anaknya?” tanyanya lagi
“Mungkin nanti menyusul” kataqu sembari menandatangani bill yg diserahkannya. Aqu geli juga mendengar si petugas menyangka Claudya adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Claudya menikmati nasi goreng dan segelas susunya sembari terus menonton kartun keukaannya.
“Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah” katanya. Hm.. Benar-benar manis ini anak, pikirku. Dalam hati aqu kasihan juga pada dia, tapi aqu tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati badannya yg muda itu. Aqu makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buah-buahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Aqupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.
“Ayo sayang kita mulai ya..” kataqu sembari menciumi pundaknya yg terbuka. Aqu kemudian beralih menciumi bibirnya sembari tanganku meremas-remas dadanya. Tak ada response darinya. Sewaktu tangannya yg mungil aqu letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.
“Kok diam saja sih!!” Bentakku.
“Oom.. Claudya nggak pernah Oom.. Belom ngerti” jawabnya lirih ketaqutan.
“Ya sudah sini kamu..” kataqu sembari beranjak ke meja dimana laptopku berada. Claudya mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yg aqu simpan di dalam harddiskku.
“Ayo sini duduk Oom pangku” kataqu. Claudyapun duduk di atas pangkuanku sembari melihat adegan persebadanan dimana seorang perempuan bule cantik sedang dgn raqusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam. Mata Claudya terlihat takjub melihat adegan yg pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aqu menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yg jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremas-remas payudaranya yg masih tertutup BH itu. Kutarik ke atas cup bra nya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas payudaranya yg mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan pentil dadanya yg mulai mengeras.
“Oom.. Jangan Oom.. Claudya malu” katanya sembari menatap adegan di laptopku dimana si perempuan bule sedang mengerang-erang nikmat disebadani dari belakang.
“Nggak usah malu sayg” jawabku sembari sedikit memutar badannya sehingga aqu leluasa menikmati dadanya. Kulumat lagi payudara yg baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap pentilnya yg kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yg satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.
“Pelan-pelan Oom.. Sakit” desahnya sewaktu tanganku mengusap-usap kemaluannya setelah celana dalamnya aqu sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari payudara anak beLidya ini.
“Kamu cantik sekali Claudya.. Ohh yeah..” kataqu meracau sembari mengulum dan menjilati payudaranya. Tanganku mengelus-elus pundaknya yg jernih, sedangkan yg satunya sedang merambah kemaluan anak segel ini. Kemaluanku terlihat memberontak di dalam celanaqu, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang. Kuturunkan Claudya dari pangkuanku, dan aqupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dgn ganas sembari tanganku meremas-remas rambutnya.
“Emmhh.. Emmhh..” hanya itu yg terdengar dari mulut Claudya. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Claudya dan kuletakkan ke kemaluanku yg sudah sangat besar karena ereksi. Namun lagi-lagi dia hanya diam saja. Memang dasar anak-anak, halamandewasa.com belom tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dgn sedikit kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia sedikit berontak akan bangun lagi.
“Ayo.. Berlutut!!” kataqu sembari menarik rambutnya. Terlihat air mata Claudya berlinang di sudut matanya. Dgn cepat aqu lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dgn gagah di depannya.
“Ayo isap!!” perintahku pada Claudya yg terlihat ketaqutan melihat kemaluanku yg sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.
“Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom” katanya mengiba-iba. Terasa tangannya bergetar meGinang kemaluanku.
“Ayo!!” bentakku sembari menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yg imut dan innocent itu. Terlihat Claudya sembari menahan tangisnya membuka mulutnya dan aqupun sembari berkacak pinggang menyodorkan kemaluanku padanya.
“Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..” desahku sewaktu kemaluanku mulai memasuki mulutnya yg mungil. Aqupun mengelus-elus rambutnya yg berpita itu dgn penuh kasih sayg sewaktu Claudya mulai menghisapi kemaluanku.
“Ayo jilati batangnya.. Sayg” kataqu sembari mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Claudyapun mulai menjilati batang kemaluanku dgn perlahan.
“Ayo isap lagi” instruksiku lagi sembari tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Claudya mulai mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yg masuk ke dalam mulutnya. Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Terlihat dia tersedak sewaktu kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aqu tertawa geli melihatnya.
“Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom” Claudya memohon. Air matanya terlihat menetes di pipinya
“Oom belom puas. Ayo lagi!!” bentakku sembari menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku. Claudyapun terisak menangis, namun kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Baygan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang laki-laki dewasa dgn badan tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dgn wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.
“Buka mulutmu!!” perintahku pada Claudya sembari mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocok-kocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaqu ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.
“Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Claudya..” erangku saat orgasme.
“Ayo telan!!” perintahku lagi sewaktu melihat dia akan memuntahkan spermaqu keluar. Terlihat dia berusaha menelan spermaqu, walaupun karena jumlahnya yg banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya. Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sembari membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aqu pergi ke toilet untuk buang air kecil. Sekembalinya aqu dari toilet, terlihat Claudya sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya terlihat kosong dan berubah menjadi taqut sewaktu melihat aqu menghampirinya. Aqu tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kuelus-elus pundak dan tangannya.
“Omm.. Claudya pengin pulang Oom.. Claudya capek..” katanya.
“Yach kamu istirahat dulu aja sayg” jawabku sembari mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yg masih menaygkan acara kartun kesukaannya itu. Kuusap- usap badannya yg duduk di sampingku sembari sesekali kuciumi. Aqu menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aqu beranjak ke meja dimana laptopku masih menaygkan adegan syur semenjak tadi. Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua perempuan cantik. Yg satu bule juga, sedangkan yg lain perempuan Asia, kalo tak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aqu menyimpannya di harddiskku. Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Claudya berada. Claudya terlihat gelisah sewaktu aqu berlutut di depannya.
“Aqu ingin menikmati kemaluanmu sayg” kataqu sembari menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga kemaluannya yg bersih tak berbulu itu sangat membuatku terpesona.
“Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Claudya sewaktu tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aqu jilati dan isap kemaluannya. Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke dalam Liangnya yg segel itu.
“Uuuuuhh.. Ampun Ooooom..Udaaaahh.. Ooom..Ouwhh..” erangnya sewaktu aqu menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas payudaranya. Kupilin-pilin pentilnya sehingga mulai mengeras. Tak luput kemaluannya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disebadani.
“Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis..” kataqu sembari merengkuh badannya dan menggendongnya. Aqu ciumi bibirnya sembari badannya tetap aqu gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan badannya di ranjang, dan aqupun mulai melucuti pakaianku. Terlihat kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Claudya terlihat memandangku dgn tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketaqutan melihat ukuran kemaluanku. Langsung kuterkam badannya di ranjang dan kuciumi wajahnya yg manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap payudaranya yg masih dalam masa pertumbuhan itu, halamandewasa.com dan kujilati dan kuisapi pentilnya hingga mengeras. Lalu kubuka rok mininya, sehingga Claudyapun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah kemaluannya dan mengusap-usap klitorisnya.
“Tolong jangan Oom.. Aduuuuuh.. Ooooom.. Jangaaaaaan Oom.. Claudya masih segel Ooooom.” rengeknya. Aqu menghentikan kegiatanku dan menatapnya
“Memangnya Bu Gina bilang apa?” tanyaqu
“Katanya Claudya nggak akan disegeli. Cuma dipegang dan diciumi aja” jawabnya terisak. Mendengar itu muncul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Gina.
“Ya sudah..”Kataqu.
“Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi” perintahku. Aqupun lalu tidur telentang dan Claudyapun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yg sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Claudyapun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku. Terlihat dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus-elus rambutnya penuh rasa sayg seperti rasa sayg bapak kepada anaknya.
“Ya terus.. Sayang” erangku menahan nikmat yg tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik badannya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sembari tanganku meremas-remas bbokongnya. Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yg tinggi besar menindih badan indahnya. Kusedot pentil payudaranya dan kugigit-gigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya.
“Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampuuuuun..” rengek Claudya sewaktu kemaluanku mulai menyentuh bibir kemaluannya. Aqu tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos Liang kemaluan segelnya. Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yg pasti adalah selaput daranya
“Aaaaaahh.. Sakiiiiiitt..Ooooooommm” jeritnya menahan tangis sewaktu kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.
“Ppprrrreeeeeettttttt.. sreeeettt…ssrrreeeeetttt”‘.. Kutahan sebentar menikmati saat aqu mengambil kesegelan anak ini, kemudian kugerakkan bbokongku maju mundur menyebadaninya.
“Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Kemaluanmu enak Claudya.” Racauku
“Oggghhhcccch..Aaaaauuuuwwwwhhhhhsssss… Ampun.. Sakiiiiit.. Udah Ooooooom.. Ampuuuuuunnn..” Claudya merintih kesakitan sembari menangis.
“Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeaaaah..” aqu kembali meracau kenikmatan.
Kugenjot terus kemaluanku, dan aqu merasakan nikmatnya jepitan kemaluan Claudya yg sangat sempit itu. Terlihat air mata Claudya meleleh membasahi pipinya, dan sewaktu kugenjot kemaluanku terlihat wajahnya menyeringai menahan sakit. Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sembari duduk di ranjang kugenjot lagi kemaluannya. Tanganku sibuk menjelajahi payudaranya. Bosan dgn posisi itu, kubalikkan badannya dan kusebadani dia dgn gaya “doggy style”. Sudah tak terdengar lagi rengekan Claudya, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yg memenuhi ruangan itu.
“Aaaaahh.. Sakit Oom ampuuuuun..” rengeknya kembali sewaktu rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sembari kusebadani badannya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sembari tanganku memerah payudaranya. Setelah kurang lebih satu jam aqu sebadani dia dgn berbagai macam posisi, aqupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejaqulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesek-gesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesek-gesekkan juga ke seluruh wajahnya.
“Oooohh.. Memang enak kamu Claudya..” erangku sembari menumpahkan spermaqu di dadanya. Aqupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah segel Claudya. Sekembalinya aqu dari toilet, kulihat Claudya masih terbaring di ranjang sembari menangis terisak-isak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aqu sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu. Kuminum sisa birku, dan kutelepon Gina untuk menjemput Claudya. Tak lama, Gina pun datang.
“Gimana Pak Jefrry?” tanyanya tersenyum.
“Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataqu tertawa kecil.
“Syukurlah Pak Jefrry puas. Sengaja saya pilihin yg bagus kok Pak” katanya lagi.
“Percaya deh sama Gina. Tuh anaknya masih di kamar” Gina pun masuk ke kamar tidur sedangkan aqu nonton TV di sofa. Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Claudya menangis di kamar sedangkan Gina berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.
“Saya permisi dulu Pak Jefrry” pamit Gina.
“Oh ya Meg.., kalo ada yg bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda.” jawabku sembari mengedipkan mataqu.
“Beres Pak” jawabnya sembari menggandeng Claudya keluar.
“Ini tasnya ketinggalan” kataqu sembari menyerahkan tas Claudya yg berisi buah-buahan untuk adiknya itu.
Kuperhatikan mata Claudya masih sembab, dan jalannya pun sedikit pincang sewaktu meninggalkan kamar hotelku. Tak lama aqupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aqu mampir di panti pijat langgananku. Badanku sedikit pegal sehabis menyebadani Claudya tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, badanku terasa sangat segar. Aqupun bergegas pulang dgn mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku....
Situs Resmi Poker & Domino99 Online
* P.E.N.A.S.A.R.A.N *
0 komentar: